Lihat ke Halaman Asli

Rintar Sipahutar

TERVERIFIKASI

Guru Matematika

Kejahatan Anak-anak Imam Besar Eli, Kegagalan Seorang Imam Mendidik Anak-anaknya

Diperbarui: 12 Agustus 2018   17:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Ilustrasi : Catatan Davekiasy)

Imam Eli adalah imam besar di bait kudus Tuhan di Silo,sebuah kota di Efraim disebelah utara Betel, tempat disimpannya tabut perjanjian yang berisi buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian. (Ibrani 9:4)

Dalam menjalankan tugasnya sebagai imam besar Tuhan, Eli dibantu oleh kedua anaknya Hofni dan Pinehas yang juga menduduki jabatan sebagai imam. Jabatan imam besar adalah jabatan yang paling penting dan sangat istimewa di Israel.

Imam bertugas mempersembahkan korban, mengadakan doa syafaat dan memberi berkat kepada umat Israel yang datang untuk menyembah dan mempersembahkan korban kepada Tuhan Semesta Alam di bait kudus Tuhan. Dalam arti kata yang lebih luas, imam adalah wakil atau perantara antara manusia dengan Tuhan.

Tetapi dalam kedudukannya sebagai imam, kedua anak imam besar Eli, Hofni dan Pinehas, tidak menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan aturan imam menurut Firman Tuhan. Mereka berdua hidup tidak benar dan melakukan segala yang jahat di mata Tuhan. Dalam Kitab 1 Samuel 2:12-17, Alkitab merinci kejahatan mereka: 

Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan Tuhan, ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. 

Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya dan dicucukkannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke dalam belanga atau ke dalam periuk

Segala yang ditarik dengan garpu itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri. Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke sana, ke Silo.

Bahkan sebelum lemaknya dibakar, bujang imam itu datang, lalu berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu: "Berikanlah daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima dari padamu daging yang dimasak, hanya yang mentah saja."

Apabila orang itu menjawabnya: "Bukankah lemak itu harus dibakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu," maka berkatalah ia kepada orang itu: "Sekarang juga harus kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan."

Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan Tuhan, sebab mereka memandang rendah korban untuk Tuhan.

Hofni dan Pinehas adalah orang-orang dursila, yang tidak mengindahkan Tuhan (ayat 12), melanggar batas hak para imam (ayat 13), mengancam akan melakukan kekerasan (ayat 16), memandang rendah korban untuk Tuhan (ayat 17).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline