Dalam pertandingan terakhir penyisihan Grup F melawan Jerman, Korea Selatan seakan-akan ingin menegaskankan: "Sekali-kali jangan anggap remeh dengan wakil Asia, kami juga bisa membunuh raksasa Eropa". Dan hasilnya, di luar dugaan Jerman pun tumbang dengan cara yang sangat menyedihkan dengan skor telak 0-2.
Pertandingan yang dihelat di Kazan Stadium dan disaksikan sekitar 41.835 penonton, tak ubahnya seperti "drama Korea". Jerman dibuat tak berkutik lalu bertekuk lutut sambil menangis layaknya seorang pria putus asa yang ditinggal mati pacarnya.
Rayuan demi rayuan yang dilancarkan Jerman dari menit-menit awal hingga menit akhir untuk menembus pertahanan Korea Selatan nampaknya semuanya dimentahkan Korea Selatan. Dan justru sebaliknya, Korea Selatan berhasil membobol gawang Jerman pada menit 90 lewat kaki Kim dan pada menit injury time lewat kaki Heung-Min Son.
Gol pertama Kim di menit-menit akhir membuat Neuer frustasi berat, dan apakah atas insiatif sendiri atau karena instruksi dari Joachim Loew, Neuer berlari ke depan menjadi striker untuk mengejar defisit gol.
Maksud hati mau menyeimbangkan kedudukan tetapi yang terjadi justru serangan balik Heung-Min Son dengan mudah memasukkan bola ke gawang kosong yang telah ditinggal pergi Neuer.
Dan seakan-akan berada di alam mimpi, Jerman pun berusaha mencubit dirinya sendiri. Dan ternyata itu benar-benar nyata dan sama sekali bukan cerita rekaan Korea. Menyadari hal tersebut, tak ayal tim Jerman, official, penonton dan fans-nya meratap menangisi permatanya yang hilang yang tak mungkin didapatkan lagi kali.
Sementara Jerman larut dalam kesedihan, sebaliknya Korea Selatan berada dalam euforia kegembiraan. Ada kepuasan yang sangat dalam ketika mereka berhasil "membunuh" juara Piala Dunia 2014 Jerman dengan skor yang sangat meyakinkan.
Tak sedikitpun Korea Selatan merasa berdosa ketika mereka harus memaksa Jerman pulang lebih awal. Mereka seakan-akan ingin berkata: "Hai, Jerman. Kita harus sama-sama pulang hari ini juga. Bedanya kamu harus pulang dengan meratap sementara kami harus pulang dengan kepala tegak".
Dan sepertinya Jerman tidak kuasa menolak ajakan tersebut. Inilah salah satu mimpi terburuk Jerman sepanjang sejarah Piala Dunia. Ketika mereka bercita-cita untuk mempertahankan Piala Dunia untuk kedua-kalinya secara berturut-turut justru mereka harus pulang di babak awal karena dikalahkan oleh wakil Asia.
Ini bukan untuk pertama kalinya Korea Selatan "membunuh raksasa". Di Piala Dunia Korea-Jepang 2002, Korea Selatan juga pernah "membunuhnya" Italia di babak perempatfinal dengan skor akhir 2-1. Ketika waktu tinggal 3 menit sebelum drama adu penalti dimulai, Ahn Jung Kwan berhasil menunduk bola yang tidak kuasa diselamatkan kiper nomor satu Italia Gianluigi Buffon.
Dan Italia pun meratapi nasibnya sama seperti Jerman. Bedanya, kalau Italia lolos ke babak 16 besar, Jerman justru harus gugur di babak penyisihan grup. Jika Italia waktu itu bukan berstatus sebagai juara bertahan, sebaliknya Jerman berada pada posisi sebagai juara bertahan dan tim unggulan para fans sebagai kandidat kuat juara.