Lihat ke Halaman Asli

Rintar Sipahutar

TERVERIFIKASI

Guru Matematika

Selamat Datang Pak Amien Rais di Bursa Capres 2019, Aku Mendukungmu!

Diperbarui: 11 Juni 2018   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Foto: KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Deklarasi Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais untuk maju sebagai Calon Presiden (Capres) dari Partai Amanat Nasional (PAN) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 tentu saja menyukakan hati hampir seluruh masyarakat seantero Nusantara.

Tidak hanya dari kubu PAN dan para simpatisan Amien Rais saja, tetapi dari kubu Jokowi dan orang-orang yang "tidak menyukai" Amin Rais sekali pun, sangat senang mendengar kabar kehadiran Amien Rais di bursa Pilpres 2019. Mereka berharap hal ini bukan hanya sekedar wacana deklarasi saja tetapi benar-benar menjadi kenyataan.

Tidak terkecuali Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Salahudin Uno, yang menyatakan mengangkat topi dan mengucapkan rasa gembiranya atas perhatian Amien Rais kepada bangsa dan negara."Saya angkat topi, saya senang dengan semangat Pak Amien Rais, meski sudah senior masih ingin memberikan sumbangan pikiran tenaga untuk bangsa dan negara," (wartakota.tribunnews.com, Senin 11/6/2018).

Senada dengan Sandiaga Salahuddin Uno, saya pun sangat menyambut gembira rencana come back Amien Rais di Pilpres 2019. Semoga PAN berhasil membangun koalisi dengan partai politik lain agar Amien Rais dapat melenggang ke bursa Pilpres 2019 tanpa terhalang oleh Presidential Treshold.

Bedanya, jika Sandiaga Salahuddin Uno melihat alasan Amien Rais, "meski sudah senior masih ingin memberikan sumbangan pikiran dan tenaga untuk bangsa dan negara", maka saya melihat dari sisi yang serupa tapi tak sama. Yaitu meski Amien Rais sudah termasuk ujur tetapi tetap "bernafsu" untuk membuktikan pengaruhnya pada masyarakat Indonesia dan tetap berkeinginan kuat untuk berkuasa, khususnya menjadi Presiden.

Jadi saya pikir kehadiran Amien Rais sebagai Capres di Pilpres 2019 benar-benar sangat menyukakan hati sebagian besar masyarakat Indonesia, baik yang mengidolakan maupun yang "anti" dengan dia. Tujuannya adalah sebagai ajang pembuktian. Apakah Amien Rais menang atau kalah. Apakah Amien Rais mempunyai pengaruh yang kuat atau hanya populer di tingkat media saja karena komentar-komentarnya yang kontroversial terhadap pemerintahan Jokowi.

(Dok : muhammadiyah.or.id)

Sebenarnya Amien Rais sudah pernah maju sebagai Capres pada Pilpres 2004 yang berpasangan dengan Siswono Yudhohusodo. Tetapi sayang, raihan suara mereka hanya 17.392.931 atau 14,66% dari jumlah pemilih, dengan menempatkan pasangan Amien Rais-Siswono Yudhohusodo berada pada urutan 4 dari lima pasangan. Tetapi mungkin Amien Rais masih penasaran dengan kekalahan tersebut dan melihat hasil tersebut sebagai kekeliruan atau kecurangan.

Entah betul atau tidak bahwa kemenangan Mahathir Mohammad untuk kedua-kalinya menjadi Perdana Menteri Malaysia pada usianya yang 92 tahun, telah menginspirasi Amien Rais yang merasa dirinya kembali menjadi remaja di usianya yang sudah 74 tahun. Dia mengaku cukup layak untuk diusung sebagai calon presiden oleh partainya dan tentunya untuk dipilih oleh masyarakat Indonesia.

"Mbah Amien Rais ini walaupun tua juga enggak apa-apa. Begitu Mahathir jadi, saya jadi remaja lagi. Saya pun juga sedikit agak layak (maju capres 2019). (meski) sudah agak kuno" ujar Amien Rais pada acara buka puasa di Rumah Dinas Ketua Umum MPR, Zulkifli Hasan di Widya Chandra, Jakarta Selatan, Sabtu (9/6/2018 (wartakota.tribunnews.com, Senin 11/6/2018).

Tetapi apapun yang menjadi alasan dan siapa pun yang menginspirasi Amien Rais untuk maju sebagai Capres di Pilpres 2019, apakah karena keinginannya untuk menjawab aspirasi dan tuntutan masyarakat di 2019 untuk pembangunan ekonomi, lapangan kerja, pemberdayaan UMKM, harga kebutuhan pokok yang terjangkau, pemenuhan pangan dan komitmen pembangunan pemerintahan yang bersih, dsb.

Tetapi saya pikir masyarakat Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia perlu mempersilahkan Amien Rais untuk membuktikan dirinya. Apakah dia benar-benar mempunyai pengaruh yang kuat di Indonesia seperti layaknya Mahathir Mohammad di Malaysia, ataukah itu hanya perasaan Amien Rais sendiri?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline