Lihat ke Halaman Asli

Rintar Sipahutar

TERVERIFIKASI

Guru Matematika

[Renungan Hidup] Hari Buruk dan Hari Malang

Diperbarui: 9 Mei 2018   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Ilustrasi : carfromjapan)

Setiap saat dapat menjadi hari buruk bagi siapa saja tanpa kecuali.

Ketika kecelakaan fatal datang dengan tiba-tiba. Ketika bencana alam datang tak terduga. Ketika hasil medical chek-up menyatakan penyakit kanker stadium IV, bahkan ketika maut menghampiri tanpa tanda-tanda. Semuanya menjadi gelap. Bumi seakan runtuh.

Berita buruk dari anggota keluarga, sanak-saudara, dan siapa saja orang yang kita sayangi, juga mendatangkan hari buruk.

Renungan ini tidak bermaksud menakut-nakuti. Tetapi setiap orang harus selalu siap dengan segala kemungkinan terburuk. setiap saat, setiap orang harus sadar bahwa apa saja bisa terjadi setiap detik.

Itu artinya bahwa setiap orang harus bersyukur buat nafas yang Tuhan beri. Bersyukur buat kesehatan yang tak ternilai. Bersyukur buat pemeliharaan dan penjaggaan Tuhan sepanjang hari, sepanjang malam bahkan setiap detik.

Itu artinya bahwa setiap orang harus menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada Tuhan. Bahwa setiap orang harus menyerahkan segenap hidup keluarga, sanak-saudara dan semua orang yang disayanginya kepada Tuhan.

Tentu saja lewat doa dalam pengharapan.

Tetapi ingat!

Sekalipun Anda telah melakukan semua itu. Hari buruk bukan berarti tidak akan datang.

Kecelakaan, penyakit, kematian, dsb, bisa saja datang dengan tiba-tiba. Bukan berarti Tuhan tidak mendengar dan menjawab doa-doa kita. Tetapi itulah tanda ketidak-abadian.

Tetapi ketika kita telah berserah kepada Tuhan. Ketika kita telah menyiapkan diri kita. Ketika semua itu terjadi, kita tahu bahwa kita ada bersama Tuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline