Lihat ke Halaman Asli

Rintar Sipahutar

TERVERIFIKASI

Guru Matematika

Ketika Amien Meramal Garis Tangan Anies sebagai Penyelamat Negeri

Diperbarui: 27 April 2018   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok : detikNews.com

Di tahun politik yang semakin memanas menjelang Pilpres 2019, manuver Amien Rais terus berlanjut tak terbendung layaknya Marquez di sirkuit MotoGP. Tetapi kali ini bukan sebagai pebalap tetapi manajer.

Sebagai "politikus tua" yang tidak lagi dilirik menjadi capres di Pilpres 2019 oleh partai manapun, termasuk "partai Allah" ataupun "partai setan", Amien terus berusaha menjadi King Maker. Yaitu sebagai seorang tokoh yang mencatatkan dirinya dalam sejarah sebagai penentu pemimpin tertinggi di negeri ini dua kali.

"Tidak bisa menjadi presiden paling tidak bisa dua kali mengalahkan PDIP dalam perebutan kursi RI-1, pertama Megawati Soekarnoputri dan tahun 2019 nanti meng-KO-kan Jokowi", barangkali demikian pemikirannya sehingga Amien pun terus mencari segala upaya.

Apakah karena terinspirasi dari tayangan Program Misteri Reality Show Karma ANTV yang dipandu Roy Kiyoshi, tiba-tiba Amien Rais pun mendadak menjadi peramal garis tangan. Dan kali ini yang menjadi objek ramalannya adalah garis tangan Gubernur DKI Anies Baswedan.

Dikutip dari detikNews.com, Amien Rais mengungkapkan pandangan jauhnya: "Insyallah, mana saya ramal tangannya, insyaallah ini penyelamat negeri," kata Amien menyambut uluran tangan Anies di Balairung, Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (24/4/2018).

Sesakti itukah Amien Rais sehingga dapat melihat "Penyelamat Negeri" hanya berdasarkan garis tangan? Syirikkah itu atau sirik? Ataukah itu akibat dari faktor usia yang semakin ujur?

Mengapa Amien terus-menerus melakukan hal-hal aneh seperti itu? Tak ingatkah beliau akan umur? Demi siapa dia berjuang? Apakah demi kepentingan negeri ini atau hanya sekedar untuk bereksperimen sekaligus menunjukkan eksistensinya di dunia politik?

Seharusnya Amien yang sudah tua lebih banyak memberikan petuah kepada yang lebih muda. Menyampaikan nasihat yang menyejukkan ketika keadaan semakin memanas. Menyatukan yang terpecah dan merekatkan yang renggang.

Tetapi apa daya, ketika ambisi lebih besar daripada kearifan, yang muda pun hanya dapat menyaksikan dari jauh dengan menggeleng-gelengkan kepala sambil berkata: "tidak patut".

(RS)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline