Lihat ke Halaman Asli

Rintar Sipahutar

TERVERIFIKASI

Guru Matematika

Menang Telak 5-2 di Leg I, Liverpool Harus Jaga Agretivitas Gol di Olimpico

Diperbarui: 25 April 2018   09:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok : CNN Indonesia

Leg pertama semifinal Liga Champions antara Liverpool vs AS Roma telah berakhir dini hari tadi. Dan hasilnya adalah, tim tamu AS Roma dibuat menderita lahir-bathin dengan skor 5-2.

Dihelat di Anfield Stadium dan disaksikan 51.236 penonton, Liverpool bermain sangat efektif dan fokus. Dengan penguasaan bola hanya 45 persen, Liverpool berhasil memporak-porandakan dan memborbardir pertahanan AS Roma.

Serangan efektif Muhammad Salah Cs benar-benar tidak salah. Mereka melesakkan 16 tendangan ke arah gawang AS Roma. Enam shoot off target, 10 shoot on target dan 5 diantaranya berhasil dikonversi menjadi gol.

Lima gol Liverpool tercipta hanya dalam 69 menit pertama. Sedangkan di 31 menit terakhir waktu normal, Liverpool justru kebobolan 2 gol dari kaki Edin Dzeko pada menit ke-81 dan Diego Perotti pada menit ke-85.

Gol-gol Liverpool dicetak oleh: M. Salah pada menit ke-36 dan 45, Sadio Mane pada menit ke-56, dan R. Firmino pada menit ke-61 dan 69.

Salah dan Firmino benar-benar menjadi bintang bersinar pada pertandingan kali ini. Mereka berdua masing-masing berhasil mencetak 2 gol dan memberikan 2 asis.

Kedua gol pembuka Salah berasal dari asis Firmino. Sedangkan gol Mane dan gol pertama Firmino berasal dari asis  Salah. Kerjasama yang bagus antara Salah dan Firmino benar-benar menjadi duet yang mematikan bagi pertahanan AS Roma.

Tetapi Liverpool tidak boleh jumawa dengan hasil leg pertama ini. Tidak boleh lalai apalagi menganggap remeh AS Roma di Olimpico markasnya para gladiator?

Barcelona telah merasakan keangkeran Olimpico atas nama "anggap remeh". Unggul 3 gol dengan skor 4-1 di Camp Nou, Olimpico akhirnya menjadi mimpi buruk bagi Barcelona dengan kekalahan 0-3 tanpa balas. Dan Barcelona pun menangis, pulang dengan "trebel yang tertukar".

Akankah Liverpool akan mengalami nasib yang sama dengan Barcelona?

Bisa saja dengan 2 faktor. Faktor pertama tentu karena filosofi bola bundar. Ketika bola menggelinding apa saja bisa terjadi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline