Lihat ke Halaman Asli

Rintar Sipahutar

TERVERIFIKASI

Guru Matematika

Fachri Berdoa Gedung Nusantara I DPR Ambruk Menimpa Penghuninya

Diperbarui: 20 April 2018   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok : Senayan.news

Fachri Hamzah dengan segala tingkah pongahnya selalu menarik untuk diikuti. 

Tidak saja oleh penggemarnya, para haters juga selalu menantikan bualan tak bermutu khas "comberan" yang berkutat sekitar nyinyiran terhadap pemerintah dan ambisi untuk membubarkan komisi anti-rasuah KPK.

Seperti di kutip dari "Kantor Berita Politik" RMOL.co (Jumat, 20/04/2018) dengan judul yang ekstrim: "Fahri Berdoa Gedung DPR Runtuh, Warganet Ramai-Ramai Mengamini", Fachri Hamzah berkata: "Bagus sampai jatuh gedung itu, banyak korban. Mungkin itu nanti (baru dibangun gedung baru)," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (19/4).

Fahri terlihat amat kesal dengan tak cairnya dana pembangunan gedung baru DPR senilai 601 milyar dari rencana anggaran 2 T. Padahal, dia merasa pembangunan itu amat penting untuk masa depan bangsa dan demokrasi Indonesia.

Dia kemudian menuding, pembangunan gedung DPR tidak berjalan karena uangnya dipakai buat membiayai pertemuan tahunan IMF-World Bank di Bali, Oktober mendatang

Dan "sadisnya" seorang warganet mengamini doa Fachri tersebut dengan komentar:

"Rakyat mau doain gitu, takut dosa. Syukurlah dia yang ngedoain sendiri. Amiin. Semoga secepatnya ya dan di saat dia, dan lain-lainnya lagi di dalam gedung ambruknya. Nanti kami bikin syukurannya," kicau @yana_setiadi.

Saya pikir kicauan @yana_setiadi tersebut merepresentasikan keinginan sebagian besar masyarakat Indonesia yang sudah muak dengan DPR. 

Tidak ada urgensinya pembangunan gedung tersebut mengingat citra DPR yang sangat buruk di mata masyarakat.

Seandainya DPR mampu menunjukkan kualitas dan kebergunaannya kepada masyarakat tentulah mereka tidak berusaha memaksakan pembangunan gedung tersebut.

Dan saya pikir pembangunan gedung itu tidak terlalu penting bagi masa depan bangsa dan negara dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan perkembangan demokrasi Indonesia seperti yang Fachri sebutkan di atas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline