Lihat ke Halaman Asli

Rintar Sipahutar

TERVERIFIKASI

Guru Matematika

Mencari SMA Favorit yang Terjangkau di Kepulauan Riau

Diperbarui: 7 April 2018   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok : del.or.id

Tahun Pelajaran 2017/2018 akan segera berakhir. Hal Ini menandakan bahwa Tahun Pelajaran baru 2018/2019 juga akan segera tiba.

Para pelajar yang yang berada di kelas terakhir di setiap jenjang: TK, SD, SMP dan SMA akan melepaskan seragam lamanya dan berharap dapat melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. 

Tak terkecuali anak saya Yizreel Schwartz Sipahutar yang sekarang berada di kelas IX SMP Negeri 1 Lingga Utara akan menyelesaikan masa SMP-nya dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMA.

Hal inilah yang menjadi keresahan saya yang belum terjawab hingga saat ini. Ke SMA mana anak sulung saya ini harus saya sekolahkan agar mendapat pendidikan yang berkualitas sehingga nantinya mampu bersaing dengan teman seangkatannya memasuki perguruan tinggi favorit di Indonesia atau luar negeri.

Sebagai seorang pendidik yang peduli terhadap mutu pendidikan serta mengingat dan menimbang bahwa Yizreel Schwartz Sipahutar adalah anak pertama saya, tentu hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi saya untuk mengambil keputusan yang tepat. Bagi saya ini bukan perkara mudah sangat sangat sulit karena berbagai hal.

Setiap orang tua tentu saja sangat berharap anaknya dapat bersekolah di sekolah favorit yang berkualitas, yang mampu membentuk karakter, mental dan intelektualnya. Dan untuk mendapatkan sekolah yang demikian tidak mungkin di daerah kami tinggal.

Di tempat saya ditugaskan sebagai guru SMP di kabupaten Lingga, SMA favorit itu tidak akan Anda temui. Tidak ada pilihan lain kecuali SMA Negeri yang harus menerima semua calon siswa baru yang mendaftar dari jenjang SMP tanpa perlu seleksi.

Tanpa bermaksud meremehkane, sekalipun sekolah tersebut gratis, artinya tanpa dipungut bayaran sepeserpun dari tahun pertama sampai selesai tetapi hal itu tidak menarik perhatian saya.

Menurut saya pendidikan yang berkualitas itu mahal. Dan sebaliknya umumnya sekolah yang gratis itu mutunya kurang bagus tetapi tidak semuanya.

Masih menurut keyakinan saya, mutu pendidikan itu berbanding lurus dengan kualitas tenaga pendidik dan fasilitas (sarana dan prasarana) sekolah. Dan untuk mendapatkan tenaga pendidik dan fasilitas yang bagus diperlukan biaya yang tidak sedikit.

Di samping itu penciptaan iklim lingkungan sekolah yang kondusif, antusias dan dinamis akan memotivasi dan memacu adrenalin siswa untuk belajar dan berprestasi.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline