Lihat ke Halaman Asli

Rintan Eka

Mahasiswa

Tanpa Modal, Petani Muda Takluk? TPAKD dan CSR Siap Bantu dalam Mendorong Ketahanan Pangan

Diperbarui: 15 Desember 2024   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zoom YESS JABAR (MAF: Millenial Agriculture Forum), Bogor, Jawa Barat

Bogor, 04 November 2024 -- Isu ketahanan pangan menjadi salah satu perhatian utama di Indonesia dan dunia, di tengah tantangan perubahan iklim serta peningkatan jumlah penduduk. Menjamin ketersediaan pangan yang cukup, aman, dan terjangkau untuk seluruh masyarakat memerlukan perhatian khusus, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas petani muda. Namun, akses terhadap pembiayaan masih menjadi hambatan besar bagi para petani muda yang ingin mengembangkan sektor pertanian.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, hadir sinergi dari Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) Programme menyelenggarakan Forum Pertanian Milenial (MAF) bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Bogor dan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari berbagai perusahaan dengan mengadakan acara seminar baik offline maupun online yang diselenggarakan pada hari Rabu, 04 Desember 2024 di Bogor, Jawa Barat.

Dukungan TPAKD dan CSR tidak hanya berfokus pada bantuan modal semata, tetapi juga mencakup akses ke teknologi pertanian modern, pembinaan kewirausahaan, serta kemudahan dalam mengakses pasar. Dengan skema bantuan yang terintegrasi, para petani muda diharapkan mampu mengoptimalkan potensi lahan pertanian mereka, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat rantai pasok pangan nasional. Upaya ini sejalan dengan visi mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat luas. Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan dukungan finansial, pelatihan, dan pendampingan kepada petani muda agar mereka dapat lebih mandiri dan produktif. Melalui langkah-langkah strategis tersebut, diharapkan para petani muda dapat bertahan dan berkembang di tengah tantangan ekonomi serta dinamika perubahan iklim yang kian kompleks. MAF juga memperlihatkan komitmen untuk memperkuat sektor pertanian dengan melibatkan petani muda dan meningkatkan produktivitas pangan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berharap program CSR ke depan dapat menunjang agenda resmi kegiatan regenerasi petani dan generasi milenial di sektor pertanian. Menurutnya, petani muda menjadi kunci dalam mengakselerasi modal dengan skill dan sumber daya. Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian harus memiliki kualitas yang mumpuni karena menjadi tulang punggung penggerak pembangunan pertanian.

Senada dengan hal tersebut, Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti menegaskan pentingnya regenerasi petani untuk mempertahankan produksi pangan dan ketahanan pangan. Ia mendorong solusi dan fasilitas yang dapat memotivasi para petani muda agar tetap berproses di sektor pertanian.

Dede Sopyandi, selaku Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kabupaten Bogor, mengungkapkan bahwa visi dan misi Kabupaten Bogor dalam membangun pertanian yang termaju dan berkeadaban semakin mendapatkan dukungan melalui berbagai inisiatif. Selain itu, program penyuluhan yang difokuskan pada peningkatan kompetensi penyuluh pertanian, demonstrasi teknologi inovatif, dan penyebaran informasi di tingkat kecamatan menjadi prioritas utama dalam memperkuat kapasitas petani muda di Kabupaten Bogor.

Sejumlah kemitraan dengan institusi seperti Bank Mandiri, Bank BRI, dan sejumlah perusahaan seperti PT. Tiga Landak, PT. Mahkota Manggis, serta Pustaka Kementan turut berperan dalam menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan bagi petani muda. Dukungan ini mencakup pembiayaan, teknologi, dan pengelolaan komoditas strategis untuk ketahanan pangan.

Sonny Eko Hendarto, perwakilan dari Bank BJB, juga menyoroti pentingnya akses permodalan bagi petani muda. Bank BJB menawarkan berbagai produk dan layanan untuk mendukung sektor pertanian, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang dapat digunakan oleh petani untuk pengembangan usaha pertanian. Program KUR ini memberikan pembiayaan dengan bunga rendah, yakni 6% per tahun, dengan tenor hingga lima tahun, serta berbagai kemudahan administrasi. Selain itu, Bank BJB juga menyediakan pelatihan dan pendampingan bagi petani untuk memastikan akses keuangan yang lebih mudah dan efektif.

Wahyu Hendra, Koordinator TPAKD Kabupaten Bogor, menjelaskan bahwa TPAKD bekerja sama dengan berbagai instansi dan stakeholders untuk mempercepat akses keuangan dan penguatan kapasitas petani. Program kerja TPAKD meliputi pengembangan kelembagaan petani di tingkat kecamatan dan desa, penyediaan sarana dan prasarana penyuluhan pertanian, serta pembentukan kelembagaan ekonomi petani. Diseminasi informasi teknis dan inovasi pertanian juga menjadi bagian penting dalam memperkuat sektor pertanian di Kabupaten Bogor.

Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) hadir sebagai solusi untuk memperluas akses keuangan bagi petani muda melalui program-program yang dirancang khusus. Dengan dukungan TPAKD, petani muda dapat memperoleh pinjaman dengan bunga yang terjangkau, pelatihan manajemen keuangan, serta akses informasi pasar yang lebih baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline