Lihat ke Halaman Asli

Bunga Telang

Diperbarui: 4 September 2024   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belakangan ini bunga telang (Clitoria ternatea L.) semakin populer di Indonesia sebagai bunga yang memberikan banyak manfaat. Bunga telang merupakan salah satu jenis tanaman yang hidup dengan baik di Indonesia. Bunganya memiliki warna biru, ungu muda, dan putih, benang sari dan putik tersembunyi. Bunga telang merupakan tanaman asli Asia tropis termasuk wilayah di anak benua India dan Asia Tenggara (Indonesia, Bangladesh, Malaysia, dan Thailand) yang saat ini juga menyebar di Amerika Serikat, Australia dan Africa dan dikenal dengan nama butterfly pea.

Seluruh bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan juga pada bidang kesehatan. Bunga ini sering dimanfaatkan sebagai pewarna makanan dan minuman alami seperti nasi telang, pie telang, pudding telang bahkan juga sebagai minuman yaitu teh telang. Bunga telang memiliki banyak kandungan fitokimia. Kandungan fitokimia di dalamnya memberikan manfaat dalam bidang kesehatan seperti antioksidan, antibakteri, anti inflamasi, analgesik, antiparasit, antihistamin, dan meningkatkan sistem imun.

Komponen metabolit primer utama pada bunga telang adalah lemak, yaitu sebanyak 32,9%/berat kering, karbohidrat (29,3%) dan serat kasar (27,6%). Sementara itu, protein yang terkandung dalam bunga telang dijumpai dalam kadar yang relatif kecil (4,2%) (Neda et al., 2013). Komponen bioaktif pada bunga telang yang diperkirakan memiliki manfaat fungsional berasal dari berbagai kelompok senyawa fitokimia, yaitu fenol (flavonoid, asam fenolat, tanin, dan antrakuinon), terpenoid (triterpenoid, saponin tokoferol, fitosterol), dan alkaloid. Komponen-komponen lain yang juga ditemukan pada bunga telang adalah asam lemak palmitat, stearat, petroselinat, linoleat, arakhidat, behenat dan fitanat (Shen et al., 2016), mome-inositol dan pentanal (Neda et al., 2013).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline