SEBUAH REFLEKSI HARI GURU NASIONAL
(Rinny Mbau)
Pemerintah melalui keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1984 menetapkan tanggal 25 November selain sebagai hari ulang tahun PGRI juga ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional.
Tahun ini pun di tanggal yang sama 25 November 2022 akan dirayakan peringatan Hari Guru Nasional atau disingkat HGN. Peringatan HGN tahun ini akan diperingati dengan tema " Serentak Berinovasi Wujudkan Merdeka Belajar". Dikutip dari halaman Resmi Facebook Kemendikbud Info tanggal, 17 November 2022.
Serentak Berinovasi Wujudkan Merdeka Belajar, satu tema yang syarat akan makna. Tema yang penuh dengan dengan semangat pembaharuan dalam dunia Pendidikan.
Merdeka belajar merupakan perwujudan dari keinginan Bapak Menteri Pendidikan Nadiem Makarim yang sangat ingin Pendidikan anak - anak Indonesia Maju. Merdeka Belajar adalah pendekatan pembelajaran langsung bersentuhan dengan apa yang diinginkan siswa atau diminati, sehingga diharapkan hasil pembelajaran ini, siswa dapat memiliki karakter pancasila dan siap bersaing di era revolusi industry 4.0
Merdeka belajar menuntut guru mampu berinovasi dalam segala aspek pembelajaran, agar dapat mengarahkan proses pembelajarn sesuai dengan minat dan bakat siswa. Dibalik tuntutan untuk mewujudkan merdeka belajar yang berhasil masih pekerjaan rumah Yang harus diselesaikan pemerintah yaitu tentang Tingkat kesejahteraan guru yang masih rendah. Banyak guru honorer diluar sana yang belum merdeka dari garis kemiskinan dan ketidak pastian nasib mereka.
Guru - guru yang mengabdi di pelosok negeri ini masih hidup dengan upah di bawa minimum, jasa mereka dihargai Rp.250000,00/bulan. Sangat tidak layak untuk upah mendidik anak bangsa. Banyak guru PPPK yang masih yang katung -- katung anasib mereka karena masalah birokrasi.
Pertanyaannya bagaimana mereka bisa berinovasi dalam pembelajaran, bagaimana bisa merdeka mengajar jika perut mereka masih menjerit?
Bagaimana mereka membawa generasi ini ke revolusi industry jika masa depan mereka masi suram?
Bisakah Pendidikan di Negeri maju jika Sebagian besar pendidiknya masih hidup dibawah garis kemiskinan dan ketidakpastian masa depan?