Jika menyebut olahraga, maka bayangan kita yang paling sederhana mungkin jogging-berlari dengan kecepatan lambat atau santai. Ukuran kecepatan jogging antara 4 dan 6 mil per jam (6,4 dan 9,7 km / jam), bukannya berjalan kaki.
Padahal berjalan kaki adalah kebiasaan sederhana yang sangat bermanfaat namun sering kita abaikan dalam kehidupan keseharian kita.
Di banyak negara berjalan kaki menjadi aktivitas yang umum dilakukan, bukan karena mereka tidak memiliki kendaraan, namun sudah menjadi bagian dari gaya hidup.
Banyak orang mungkin merasa aktivitas ini terlalu biasa untuk dianggap sebagai bagian penting dari rutinitas kesehatan atau olahraga, namun banyak studi justru menunjukkan bahwa manfaat dari berjalan kaki sangat besar.
Dengan kesibukan setiap harinya, selain memanfaatkan lingkungan di sekolah, maka setiap akhir pekan menjadi waktu yang tidak pernah saya sia-siakan, usai shalat subuh, jika tidak sempat mengunjungi Car free day, maka jalanan kampus yang asri dan teduh menjadi pilihan utama, sebelum rehat duduk di taman kampus.
Untuk satu putaran saja, sudah cukup membuat badan bugar, rasanya itu sudah setara dengan 10.000 langkah.
Aktivitas berjalan kaki selain menyehatkan badan juga membuat pikiran rileks. Itulah mengapa negara seperti Singapura terus mendorong inisiatif membangun Park Connector Network (PCN) hingga 42 km panjangnya.
Salah satu tujuannya adalah agar para pesepeda atau pejalan kaki bisa menikmati rindangnya pepohonan sembari menghirup udara yang bersih dan suasana yang nyaman bebas dari bising kendaraan bermotor (non-motorized transportation) di kota mereka yang padat.
PCN adalah koridor hijau yang menghubungkan taman-taman utama dan terhubung dengan area di sekitarnya seperti pemukiman, pemberhentian bus, stasiun MRT dan juga pasar atau pertokoan. Koridor hijau ini juga banyak fungsinya. Warga kota bisa menggunakannya untuk berjalan kaki, bersepeda ataupun ber-rollerblade sambil menikmati petualangan rekreasi alami.
Sebenarnya kebiasaan berjalan kaki juga bukan muncul dengan sendirinya.
Budaya berjalan kaki ini juga didorong atau dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk tata kota yang padat, sistem transportasi umum yang efisien, dan nilai-nilai budaya yang menekankan kesehatan dan kebugaran.