artikelku ke #200 [akhirnya!]
Menurut STY, Strategi tak penting lagi, yang penting berangkat ke Paris!. Agaknya STY tak mau mengulang keyakinan berlebihan setelah dua kekalahan beruntun di babak paling menentukan agar tak bertemu Guinea sebagai pilihan terakhir yang tak bisa dielakkan, dan sebenarnya lebih mematikan dibanding melawan Uzbekistan dan Irak. Posisinya sangat terjepit tak ada jalan keluar!.
Harapan besar memupus "puasa" Olimpiade agaknya menjadi tekanan lain bagi timnas Garuda Muda dan juga STY, setelah pencapaian fantastik hingga ke semifinal Piala Asia 2024.
Merumput di Olimpiade Lagi?
Tak banyak yang tahu jika Indonesia ternyata pernah "merumput" di Olimpiade Melbourne, Australia, pada tahun 1956 (68 tahun yang lalu)?.
Dan jika skuad Garuda Muda U23 bisa memenangkan laga hidup mati melawan Guinea dalam play off, pada 9 Mei 2024, maka ini akan menjadi ulangan sejarah.
Sekaligus menjadi "pembatal puasa" Indonesia bisa "merumput" lagi di Olimpiade, setelah sekian puluh tahun menanti, dan kali ini di Paris, Perancis.
Dan diajang Piala Asia, catatan kita ternyata juga tak pernah sebaik kali ini. Sejak pertama digelar pada 2013, Indonesia tercatat sudah lima kali berpartisipasi dalam Piala Asia U-23. "Garuda Muda" berjuang pada turnamen Piala Asia U-23 tahun 2013, 2016, 2018, 2020, dan 2022.
Dari semua keikutsertaan tersebut, belum sekali pun Indonesia pernah melangkah lebih jauh dari babak kualifikasi alias belum berhasil lolos ke putaran final.
Indonesia pertama kali berpartisipasi saat turnamen tersebut masih bernama Kejuaraan Piala AFC U-22.
Di babak kualifikasi yang digelar pada Juli 2012, tim "Merah Putih" tergabung dalam Grup E yang berisikan negara-negara dengan tradisi kuat di sepak bola, seperti dua raksasa Asia, Jepang dan Australia, serta negara tetangga, Singapura, Timor Leste, dan Makau.
Dan tentu saja kali ini kita semua akan berdoa agar Garuda Muda menuai kemenangan, sehingga Juli mendatang akan tampil di ajang yang sangat bergengsi setelah puasa panjang tersebut.
Dan capaian Garuda Muda U23 pada ajang Piala Asia 2024 di Qatar, selain didukung oleh kombinasi kekuatan pemain, tika-tiki permainan, dan kepelatihan Sin Tae Yong, juga faktor lucky-keberuntungan. Salah satunya seperti VAR-video assistant referee --si wasit digital.
Laga paling mematikan