Menikmati rumah dinas memang sejuta rasanya, tinggal bawa barang masuk tak perlu pusing memikirkan biaya sewa. Tapi disitulah letak jebakan masalahnya. Giliran harus pindah jika tanpa persiapan akan jadi pelik urusannya.
Pengalaman setelah puluhan tahun bermukim dirumah dinas, akhirnya pindah, menimbulkan kepanikan terutama pada sebagian besar penguni di rumah dinas yang ternyata selama ini terlena dengan kenyamanan dan lupa mempersiapkan rumah pribadinya.
Walhasil, saat diumumkan harus pindah menjadi sangat membingungkan, sekalipun tidak mendadak. Membangun rumah memang tidak sederhana. Butuh ketersediaan dana yang memadai.
Meskipun waktu pindahnya cukup lama pun, problemnya bisa tetap sama, karena ketiadaan tabungan yang memadai untuk mempersiapkan kepindahan tersebut jadi problem utama. Jalan terbaik yang kemudian di pilih oleh banyak keluarga dosen dan para pegawainya adalah mengontrak rumah sementara.
Tak sedikit yang kemudian berpindah-pindah tempat kontrakan, dan tak sedikit barang meubiler rusak saat proses pindahan, bahkan sebagiannya hilang.
Bagi yang masih tinggal di rumah dinas, atau berpindah-pindah kontrakan, sebagai pilihan, sebenarnya rumah tumbuh bisa menjadi alternatif jika bisa direncanakan dengan matang. Daripada setiap tahun harus berada dalam situasi dilema. Mengontrak, atau harus beli rumah KPR yang tidak murah, atau tetap memilih indekos, atau bertahan di Pondok Mertua indah, dengan segala risikonya.
Pilih Bangun Rumah Tumbuh Saja
Beruntung saat pengumuman pindahan rumah tersebut, kami telah membeli tanah, termasuk mencicil pondasinya dari uang tabungan setiap bulannya. Ukuran tanahnya standar saja. Alternatif itu kami jadikan pilihan karena masih ada alokasi dana untuk kebutuhan lainnya.
Saat pengumuman pindah itu, kami langsung fokus pada tahapan membangun rumah yang prioritas untuk bisa ditempati segera. Apalagi keuntungan mencicil rumah tumbuh itu, membuat tahapan pembangunan rumah bisa diatur sendiri, besar atau kecil, ke atas atau kesamping.
Seperti tanah timbun lantai yang bisa lebih padat. Material darurat, dan bisa memilih tahapan bagian bangunan yang paling diperlukan. Sehingga kamar, ruang tamu, garasi yang multifungsi, dapur darurat dan ruang tengah yang juga multifungsi menjadi pilihan tahapan pembangunan pertama sebelum pindahan darurat.
Hasilnya tidak mengecewakan dan semua barang bisa mendapatkan tempat meski darurat. Setidaknya saya dan keluarga tak perlu mengeluarkan dana untuk kontrakan, dan rumah tumbuhpun dimulai pembangunannya.