Menjadi bagian dari Program Pendidikan Guru (PPG) Daljab-Dalam Jabatan-dalam beberapa bulan ini ternyata menjadi pengalaman yang luar biasa. Apa yang menjadi kendala yang biasanya hanya kita baca dari media, dapat kita dengar dan rasakan langsung dari para mahasiswa PPG yang terlibat aktif dalam sesi kali ini.
Pengalaman yang berbeda, dan terkadang menyedihkan rasanya seperti permen nano-nano. Mengapa?, ya jelas saja. Biasanya yang menjadi mahasiswa dalam kelas muda-muda , tapi di kelas PPG yang sedang tangani, sebutan mahasiswa cocok sekali karena berisi para bapak dan ibu, dan yang sudah senior, imbang dengan para guru pamongnya. Dan berasal dari daerah yang berbeda-beda. Tahun sebelumnya beberapa dari Batam, Riau, Lampung. Tahun ini dari Sumatera Utara, Aceh dan Riau.
Memang bedanya tidak perlu harus mengatur supaya diam dan tidak ribut, tidak perlu berpanjang kata untuk menjelaskan, selain karena materi sudah tersedia dalam banyak versi, hardcopy dan softcopy, para mahasiswa paling tidak sudah memahami bagaimana sulitnya menghadapi murid bandel di kelas, jadi para guru peserta pendidikan daljab tidak banyak masalah.
Sebagai guru yang diberi tanggungjawab mengajar atau lebih tepatnya mendampingi para guru, saya justru berkesempatan semakin memperdalam keilmuan saya soal Kurikulum Merdeka, RPP, termasuk berbagai perkembangan terbaru yang pintu masuknya justru dari kami-para guru pamong dan mentor duluan, sebelum berlanjut di share ke teman-teman guru lainnya di forum PPG.
Kelas Istimewa dan Temuan Kendala
Dan kelas PPG ini dilaksanakan secara online via zoom. Ternyata beberapa teman guru mengalami kendala teknis, mulai dari jaringan internet yang sulit sekali, hingga gagap teknologi. Salah seorang guru yang berasal dari Riau, kemarin bahkan harus mengikuti kelasnya dari Cafe. Tentu bukan alasan kenyamanannya, tapi lantaran di sekolahnya jaringan internetnya sedang lambat. Padahal sudah dipasang perangkat dengan kapasitas tinggi.
Memang beberapa waktu belakangan hujan turun terus menerus tidak berhenti, sampai mengakibatkan beberapa bagian sekolah mengalami gangguan jaringan. Jadi pilihannya belajar dari kafe, karena jaringannya yang lebih stabil, tidak banjir, (tersedia makanan siap pesan), dan suasana yang bisa bikin tambah semangat.
Persoalan jaringan internet, kendala teknis pengelolaan kelas dengan sistem pembelajaran digital, materi berbasis power point dan video adalah kendala teknis yang banyak saya temui selama proses pembelajaran di kelas PPG. Beberapa daerah mengalami problem jaringan yang parah. Beberapa lainnya terkendala teknis karena faktor lingkungan yang sulit di akses.
Disinilah kita baru semakin menyadari kesulitan-kesulitan yang mereka alami berdasarkan kejadian nyata. Saya juga memaklumi jika persoalan Kurikulum merdeka bagi sebagian mahasiswa PPG menjadi kendala yang cukup menganggu.
Sehingga dalam kelas PPG kami juga bersikap fleksibel, materi yang diajukan sebagai performa mereka saat presentasi boleh berbasis K 13 atau Kurmer. Beberapa yang terkendala teknis saat presentasi live-terpaksa hanya mengirimkan videonya saja.