Lihat ke Halaman Asli

Rini Wulandari

TERVERIFIKASI

belajar, mengajar, menulis

Belajar Melawan Egoisme Diri, dan Kejujuran Mahal dari "Faith and The City" Hanum Rais

Diperbarui: 29 Juli 2023   02:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lokasi shooting film di new york | sumber gambar uzone.id

Memang dilematis rasanya, jika harus "mengakui" ketertarikan pada sebuah film dengan tema-pengkhiatan keluarga. Karena sejatinya, ketika kita keluar dari komitmen meskipun hanya sesaat tetaplah bentuk pengingkaran pada komitmen. Tapi kita butuh pembelajaran itu, daripada mengalaminya sendiri bukan?.

Dunia film memang seperti sebuah cermin. Sebuah film dihadirkan di alam sadar kita sejatinya terinspirasi dari banyak pengalaman nyata kehidupan kita sendiri. Memang sebagiannya fantasi yang kuat, sampai membuat kita sulit membedakan mana yang realitas dan mana yang semu.

Apalagi anak-anak yang masih sulit membedakan keduanya, sehingga kita harus bijak menjadi pendampingnya.

Kembali mencoba memahami film ini, apa konsekuensinya jika dalam kehidupan nyata seperti halnya tokoh utama, kita alami sendiri?.  Bukan tidak mungkin akan berakhir lebih buruk jika pasangan tidak memahami secara tulus kesalahan yang telah dilakukan. Dan film ini sebisanya memberikan jawaban visual lengkap dengan getar-getir sebab akibatnya, agar kita belajar lebih banyak tentunya. Dan tak coba-coba.

Film yang dibesut tahun 2018, punya daya tarik lain, karena memang kisah nyata, sebuah film biopik atau film biografi tokoh.

Film biografi, atau biopic, adalah sebuah film yang mendramatisasikan kehidupan orang atau tokoh dalam kehidupan nyata secara historis. Film-film semacam itu menampilkan kehidupan dari seorang tokoh sejarah dan menggunakan nama asli dari karakter utama. Beberapa film biopik berhasil menjadi sangat berkesan bagi penonton karena mampu menghadirkan cerita yang menginspirasi, menyentuh, atau menarik perhatian orang banyak. 

Bagaimana menikmatinya, mungkin tergantung seberapa besar harapan atau ekspektasi kita menjadikan film ini sekedar tontonan biasa tanpa kesan mendalam (nothing to lose), atau sebaliknya menjadikannya rujukan pembelajaran yang kritis.

Apalagi ketika tantangan kekinian zaman, godaan yang lebih "maut" menyebabkan perselingkuhan, pengkhianatan keluarga menjadi makin familiar. Film ini menjadi "nasehat" yang positif.

Latar belakang religiusitas ternyata tak sepenuhnya menolong dalam kekinian zaman plus "bucin" CLBK.  Religiusitas menjadi sesuatu yang sebenarnya sangat kita butuhkan tetapi makin hilang dalam hidup kita saat ini.  

Jadi memang lebih baik belajar dari orang lain agar kita mawas diri, daripada menerima sendiri risiko-risiko yang tak hanya menyakiti diri sendiri, tapi juga orang-orang yang paling kita cintai.

Hanum, Acha | gambar sri al hidayat blog

Film ini sempat menjadi perbincangan hangat di tahun 2018, film ini sendiri rilis pada tanggal 8 November 2018. Dan sempat dikaitkan secara politik dengan film lain yang bersamaan dirilis. Tentu saja semuanya wajar bisa terjadi terjadi, karena tokoh utama dalam film ini sekaligus penulis novelnya juga seorang politikus.

Hikmah Dari Kesalahan

Saya menyukai film ini karena jika film cinta pada umumnya menceritakan perjuangan cinta, film ini lebih bercerita tentang perjalanan mempertahankan cinta. Dilema yang sangat berat tergambarkan dalam film ini, antara mengejar impian atau menjaga keutuhan keluarga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline