Wacana kebijakan adanya Marketplace Guru dan mengizinkan aparat sipil PPPK untuk bekerja paruh waktu di harapkan bisa menjadi jalan keluar terbaik untuk nasib tenaga honorer di negeri ini. Untuk keberhasilannya, masih harus melewati tahap uji coba, agar dapat dievaluasi untuk mengetahui apa saja kendalanya dan dampaknya.
Harus dipastikan program ini juga merata dan menyentuh jauh hingga ke pinggiran, apalagi ke wilayah 3T (terluar, terjauh dan terdepan), yang sebagiannya masih terkendala masalah teknologi.
Bagi tenaga honorer yang berada di kota dan pinggiran yang masih terjangkau teknologi komunikasi yang memadai pun masih simpang siur, meskipun teknis dan juknisnya sudah kita ketahui.
Market place Guru itu konsep revolusioner yang dirancang sebagai platform database untuk calon guru. Melalui konsep ini, berbagai potensi calon guru dapat diakses oleh sekolah-sekolah yang membutuhkan tenaga pendidik dengan cepat dan efisien.
Seberapa besar daya tarik masing-masing tenaga honorer guru yang terlibat dalam proses ini sangat tergantung pada kualifikasinya.
Meskipun program ini menarik, namun bagi tenaga honorer yang kini telah berusia lanjut, mungkin akan mengalami kendala pemanfaatannya. Meskipun menarik, apakah platfom ini bisa optimal mereka gunakan?.
Pakai Analisa SWOT
Meskipun setiap tenaga honorer bisa mengetahui potensinya, namun akan lebih terarah target dan tujuan pembelajarannya dalam marketplace guru jika ia bisa memahami kemampuannya dengan lebih baik. Selama ini mungkin hanya sekedar sebagai guru matematika, maka keahliannya pastilah matematika.
Tapi jika semua guru matematika punya kemampuan berimbang maka sekolah tentu akan memilih yang punya potensi beda dan berkarakter baik. Sehingga dengan mengetahui potensi di luar apa yang dibutuhkan, sebagai tenaga honorer guru bisa mempersiapkannya sesuai kebutuhan.
Albert S. Humphrey mempergunakan teknik ini pertama kali tahun 1960-an ketika ia melaksanakan sebuah proyek penelitian yang dikerjakan di Stanford Research Institute. Apakah akan menambah rumit masalah karena terlalu canggih?. Sebenarnya kita hanya ingin mengukur semua potensi diri sendiri dan semua kemungkinan yang bisa mengagalkan rencana ketika dijalankan nantinya.
Mengapa memakai analisa SWOT untuk menganalisa kemampuan ketika harus menghadapi tantangan, dan untuk mengoptimalkan kemampuan diri?.
Dalam merencanakan strategi dan menganalisis suatu masalah, kita seringkali melihat beberapa hal yang ada di sekitar kita, lalu kita berusahan memetakannya satu per satu. Dari sana kita akan menemukan rencana yang tepat maupun cara penyelesaian masalah yang sedang kita hadapi.
Semua akan lebih mudah jika kita bisa menemukan cara yang tepat ketika menganalisisnya.
Dalam pelajaran kewirausahaan yang saya ajar, analisa SWOT digunakan ketika kita hendak meluncurkan sebuah produk, kita mendiskusikan di kelas apa SWOT-produknya. Sederhananya, SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman).
Apa yang kita lakukan dengan SWOT tersebut?