Lihat ke Halaman Asli

Rini Wulandari

TERVERIFIKASI

belajar, mengajar, menulis

Koperasi Berguguran, Pinjol Berdatangan, Masihkah Kuat Mengadang Fenomena Pinjol?

Diperbarui: 19 Juli 2023   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Bung Hatta menjadi simbol ekonomi kerakyatan melalui pemikiran dan geraka koperasi di Indonesia. (Foto: KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA)

Pinjam uang dari pinjol memang mudah, tapi banyak orang tak sadar akibat yang harus diterimanya. Apalagi kalau sampai jatuh tempo dan masih juga tak sanggup melunasinya.

Di Aceh dikenal istilah Bank 47, sebutan itu populer untuk istilah rentenir alias lintah darat. Ada yang bilang sebutan Bank 47 karena lanjutan dari Bank Pemerintah 46.

Dulu sebelum ada larangan masuk ke kampung-kampung, rentenir merajalela dan dengan leluasa keluar masuk kampung. 

Tapi sekarang para rentenir tak perlu sembunyi-sembunyi meskipun ada larangan itu, karena disebalik itu, melalui jalur pinjol justru masuk ke ruang pribadi kita tanpa diketahui orang lain dari  gadget!.

Dan bahayanya justru lebih parah, karena urusannya begitu mudah dan menggiurkan siapapun, tak peduli orang tua, bahkan mahasiswa ada yang harus menggadaikan kendaraan pribadinya. 

Risiko Pinjol dan Koperasi

Korban merana galbay para pinjol-sumber gambar-radar solo

Pak Simpson panik, ketika sebuah notifikasi masuk mengingatkan tagihan yang jatuh tempo dengan disertai ancaman. Konsekuensi itu harus ditanggung karena sudah terjerat hutang besar pinjol.

Bagi yang tak mau repot kalau sudah ingin meminjam uang, tanpa harus sibuk mengurus admin yang ribet, tentu pijol pilihannya. Dari dulu begitulah aksi pinjol beraksi. 

Pinjol telah menarik minat banyak orang karena kemudahannya dalam memperoleh pinjaman tanpa proses yang rumit. Namun, pinjol juga bisa menimbulkan banyak masalah karena; Tingginya suku bunga, yang membebani peminjam dan memperburuk beban keuangan mereka. 

Sistem penagihan yang agresif, seperti menggunakan ancaman, penyalahgunaan, dan pelecehan. Dan yang paling berbahaya, utang berkelanjutan, karena harus mengambil pinjaman baru untuk membayar pinjaman sebelumnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline