Liburan semester sekolah selalu di tunggu-tunggu, tapi sebagian anak-anak justru menjadi sedih dan bingung, karena liburan ternyata tak seperti yang dibayangkan. Anak-anak lupa jika liburan tak selalu harus pergi ke tempat hiburan, apalagi jika semua sibuk.
Kunjungan ke rumah nenek, atau saudara yang punya tempat liburan menarik juga bisa jadi alternatif. Tentu harus janjian untuk berkunjung dan merencanakan acara liburannya. Sebuah keberuntungan, kampung kami ada di kaki gunung, dengan sebuah alur sungai kecil berbatu. Jika tak punya pilihan, tempat itu menjadi "tujuan utama". Apalagi lokasinya berada tak jauh dari kebun belakang rumah.
Begitupun banyak orang tak bisa menikmati liburan, bahkan ada yang aneh karena menurut sebuah berita, sebagian besar orang di Jepang tak suka libur karena risiko harus keluar biaya yang memang maham di Jepang. Masa sih?
Lain ladang lain belalang, pepatah itu agaknya tepat disematkan untuk orang Jepang ketika bicara soal liburan. Sebab, ketika banyak orang merasa senang saat liburan, sebagian orang Jepang justru merasa kuatir dan stres.
Seperti diberitakan World of Buzz, pada Jumat 3 Mei 2019, ketika pemerintah Jepang memberikan libur spesial selama 10 hari "Minggu Emas". Saat prosesi penyerahan kekuasaaan dari Kaisar Akihito kepada Putra Mahkota Pangeran Naruhito. Namun apa yang terjadi?, masyarakat Jepang justru menanggapinya dengan rasa kuatir.
Berdasarkan survei Asahi Shinbun, ternyata 45 persen orang Jepang merasa tak senang libur panjang, bahkan kebiasaan mereka kerja lembur dan disiplin tinggi dengan jam kerja yang panjang, liburan justru membuat mereka merasa uring-uringan.
Padahal bagi kita, liburan justru menjadi kesempatan untuk melepas penat, bebas dari rutinitas sehari-hari. Pekerjaan bagi banyak orang sering menjadi jebakan yang monoton dengan tekanan yang membuat kita jenuh.
Anak-anak meskipun rutinitasnya bersekolah, kadangkala juga mengalami hal yang sama. Adakalanya mood mereka tiba-tiba begitu buruk, sehingga tak mau sekolah. Kita bisa salah paham dan menganggapnya malas, padahal mungkin ia tengah jenuh.
Liburan menjadi waktu yang paling ditunggu untuk membuang lelah fisik dan mental, serta memulihkan energi yang terkuras.
Kami biasanya memilih untuk bermain di pantai yan tak jauh dari rumah. Membiarkan anak-anak seharian main, menyediakan cemilan dan makanan. Apalagi pantai-pantai di Sumatera relatif banyak pilihannya, dan masih asri suasana dan pemandangannya.
Relaksasi Dan Rejuvenasi