Petak umpet adalah suatu permainan anak-anak dalam usia 3+. Biasanya dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap anak adalah berlari--sembunyi--mencari--diam untuk beberapa saat.
Melihat dari foto utama tulisan ini, Petak Umpet sudah dikenal di Jerman setidaknya pada masa hidup Friedrich Eduard Meyerheim (1808-1879).
Pada masa kanak-kanak, aku mengenal petak umpet sebagai permainan yang dimainkan oleh anak-anak berbanyakan. Seorang anak yang kalah dalam hompimpa atau suit dianggap sebagai yang "jadi", dan yang lain, harus mengumpet. Mungkin yang "jadi", maksudnya kucing. Sedangkan yang mengumpet, maksudnya tikus. Nantinya kucing harus mencari tikus-tikus yang mengumpet.
Agak kontradiksi! Kucing kok malahan kalah, dan tikus kok malahan menang. Tetapi itulah permainan petak umpet yang menyenangkan.
Walaupun banyak variasi dalam permainan petak umpet yang paling sering aku mainkan bersama teman-teman pada masa kecil menpunyai aturan sebagai berikut ...
- Permainan petak umpet bisa dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Tentu saja makin banyak pemain, akan lebih menyenangkan.
- Sebaiknya menentukan terlebih dahulu area permainan, bisa di luar rumah atau di dalam rumah. Penentuan area permainan dipilih yang tidak berbahaya, terutama bagi anak-anak. Permainan yang memang sudah bisa dilakukan oleh anak yang berusia 3+. Tetapi tentu saja untuk yang masih terlalu kecil, harus dengan pengawasan orang tua. Atau sebaiknya bermain dengan orang tua, nenek-kakek atau kakak-kakaknya.
- Ada pangkalan yang merupakan tempat bagi seorang anak yang "jadi", untuk menutup mata sementara waktu. Pada saat inilah anak-anak yang lain harus mengumpet. Penentuan waktu, biasanya dilakukan dengan hitungan yang sudah disepakati oleh semua pemain. Misalnya hitungan 1 sampai dengan 15. Anak yang "jadi" harus bersedia menutup mata, menghadapkan wajah ke tiang pangkalan. Anak-anak yang mengumpet harus menggunakan waktu dalam hitungan untuk mendapat tempat mengumpet yang aman.
- Setelah hitungan selesai, seorang anak yang "jadi" boleh membuka mata. Sebaiknya dengan memberi kode terlebih dahulu, "Sudah ya, aku siap mencari". Nah ... saat ini anak yang mengumpet harus bisa menahan diri untuk diam. Kalau bersuara, pasti mudah ketahuan. Biasanya anak-anak juga mengumpet sendiri-sendiri, kalau bersamaan memerlukan tempat yang luas juga akan mudah ketahuan.
- Cara menemukan anak yang mengumpet, dengan menunjuk tempat pengumpetan dan menyebutkan nama pengumpet. Lalu berlari menuju pangkalan, kalau anak yang "jadi" lebih dahulu tiba di pangkalan, anak yang "jadi" menang terhadap anak yang mengumpet yang ditemukan. Tetapi kalau anak yang mengumpet lebih dahulu tiba di pangkalan, anak yang "jadi" tetap kalah.
- Saat anak yang "jadi" mencari-cari, biasanya anak yang mengumpet suka mengintip. Di mana posisi anak yang "jadi". Kalau anak yang mengumpet bisa meloloskan diri menuju pangjalan tanpa ditemukan oleh anak yang "jadi", dia dianggap menang.
- Pengumpet yang ditemukan pertama kali dan kalah, nantinya pada permainan yang putaran berikutnya menjadi anak yang "jadi".
Teruslah permainan ini bisa dilakukan beberapa kali putaran, hngga semua pemain merasa lelah. Atau hari mulai senja. Atau orang tua memanggil, untuk berdoa--membuat PR--makan--istirahat dan sebagainya.
Kembali lagi pada pengenalan permainan yang sudah sejak lama di negara Jerman, tentulah permainan ini juga dikenal di berbagai negara lain. Misalnya di India dengan cara hampir sama, tetapi anak yang mengumpet yang lolos akan menepuk bahu anak yang "jadi" sambil mengatakan Dhappa.
Atau di Perancis, di pangkalan ada bola. Nanti anak yang mengumpet yang lolos, akan menendang bola. Dan anak yang "jadi" harus mengambil bola untuk dikembalikan ke pangkalan. Lalu mencari anak yang mengumpet lagi. Permainan seperti yang di Perancis, dulu juga pernah dimainkan oleh beberapa anak di Indonesia.
Variasi lain, konon katanya ada di Inggris. Dinamai Sardines, maksudnya seperti ikan sarden. Dalam permainan petak umpet versi Sardines, anak yang mengumpet malahan yang kalah. Anak-anak lain "jadi", yang mencari seorang anak yang mengumpet . Nantinya anak yang "jadi" menemukan pertama, ikut mengumpet. Terus kedua, ketiga ... berdesak-desak seperti ikan sarden katanya. Lucu! Sampai tinggal seorang anak yang "jadi", yang nantinya menggantikan sebagai anak yang mengumpet .
Saat kecil aku belum pernah mengenal petak umpet versi sardines. Entahlah pernah ada atau tidak permainan petak umpet versi sardines yang lucu ini di Indonesia.
Saat sudah menjalani hari tua ini, aku melihat permainan bagaikan petak umpet versi sardines di Indonesia yang tidak lucu! Bukan merupakan pernainan anak-anak, tetapi orang-orang dewasa.