Jodoh adalah bersatunya laki-laki dan perempuan, secara jiwa dan raga dan secara abadi.
Siapa sebenarnya permpuan dengan liku-liku perjodohan? Dialah Jeng Uci. Perempuan paruh baya yang tinggal di desa.
Ada apa jeng Uci ini, sudah enak-enak tinggal di desa yang permai kok mikirin liku-liku perjodohan lagi?
Suaminya juga masih merupakan belahan jiwa dan raga, yang Insyaa Allah abadi.
Putrinya yang 2 orang sudah menikah semua. Sudah memberikan 2 cucu yang lucu.
Gegara kemarin-kemarin ini, putri pertama bersama keluarga kecilnya datang berlebaran ke rumahnya.
Putrinya, Tika, dan keluarga tinggal di kota, sedangkan jeng Uci dan suami tinggal di desa. Masih di provinsi yang sama, tapi desanya terletak di sebuah kabupaten.
"Ini ada oleh-oleh kue-kue buatan Reni bu," kata Tika"Kasihan dia bu,"
Alam pikir jeng Uci segera melayang kepada Reni, sahabat Tika. Hampir setiap hari pulang sekolah bersama Tika pada masa SMA.
Selanjutnya bersama-sama Tika dan Reni mendaftarkan diri di sebuah universitas di kota Bandung. Tika mendaftar di Faklutas Kedokteran, sedangkan Reni di Fakultas Kedokteran Gigi. Sekarang semua sudah lulus.
"Kasihan, sampai sekarang belum mendapat jodoh," Tika melanjutkan.