Usia dewasa bagi seorang perempuan adalah 17 tahun, dikenal dengan sweet seventeen. Tapi sayangnya pada usia tersebut anak perempuan tersebut masih sekolah. Jadi biasanya orang tua belum bisa mengatakan "you can do anything".
Alkisah tentang Aliqa, gadis cantik yang baru saja merayakan ulang tahun sweet seventeen. Acaranya diadakan di rumah ayah ibu yang sederhana. Teman-teman berdesak-desakan.
Pada jam 24.00 sempat ada acara penggelap-gulitaan ruangan. Tetapi pengaturan instalasi listrik yang dibuat oleh Rudy, kakak kandung Aliqa, hanya sebentar
Liqa, begitulah panggilan Aliqa, masih duduk di kelas 2 SMA. Diizinkan membuat acara sweet seventeen an, karena sudah punya pacar tetap.
Pak Dwi, guru Bahasa Inggris, mendapat restu dari ayah menjadi pacar Liqa. Guru yang gagah perkasa, juga merupakam mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di kota Malang.
Langsung saja Liqa jagoan cas cis cus Bahasa Inggris. Ulangan selalu tuntas, dengan nilai sempurna 10. Ayah ibu bangga dan sangat sayang kepada Liqa dan Pak Dwi. Tetapi ... tetapi Liqa masih umur 17 tahun, belum umur 25 tahun. Kalau pacaran di rumah, ayah ibu selalu nimbrung didekatnya. Ikut ngobrol ngalor-ngidul dengan pak Dwi.
Jadilah Liqa lebih senang pacaran di ruang pak Dwi di sekolah, yang dekat parkir motor. Tapi di sekolah, tentulah tidak bisa berpacaran seenaknya. Ruang berdinding anyaman bambu, bagian kakinya selalu tampak. Dan pada jam-jam istirahat, ada 2 pasang kaki bersepatu laki-laki dan perempuan. Hanya hanya begitu, tetapi waduh juga.
*****
Lulus SMA, Liqa umur 18 tahun. Pergi kuliah ke kota Bandung, masuk jurusan Teknik Informatika. Tangis-tangisan dengan pak Dwi, harus LDR.
Liqa kuliah dengan gemilang cemerlang. Banyak teman, banyak sahabat. Memang dasarnya Liqa, selain cerdas juga supel.
Setahun tibalah masa liburan ke kota ayah ibu, bertemu pak Dwi. Tapi ... makin hari mengapa pembicaraan jadi membosankan. Walau kesetiaan masih dijadikan landasan hubungan yang sudah mendapat restu ayah ibu.