Lihat ke Halaman Asli

Rini DST

TERVERIFIKASI

Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Logika dan Payung

Diperbarui: 5 April 2021   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Payung. Sumber gambar : Pixabay.

Bagas dan Chandra sedang duduk di taman menikmati senja yang sejuk. Dipandangnya bulan, yang menampakkan daerah sangat gelap mendekati gulita.

"Kenapa bulan tampak gelap ya?" Tanya Chandra kepada Bagas.

"Tanda sekarang sedang terjadi gerhana bulan," jawab Bagas. 

"Oh itu yang disebut Umbra ya?" tanya Chandra sambil menunjuk daerah gelap gulita akibat adanya gerhana bulan.

"Ya," jawab Bagas, "Dan sekelilingnya yang agak gelap, agak terang dinamakan penumbra."

Chandra tak menyangka malam ini menikmati gerhana bulan bersama Bagas. Lelaki yang telah melamar dirinya, setelah berpacaran selama lebih dari 3 tahun. Selengkapnya namanya adalah Bagaskara yang artinya matahari, dan dirinya bernama Chandra yang artinya bulan.

Gerhana bulan terjadi apabila bulan yang mengelilingi bumi yang sedang mengelilingi matahari, berada dalam posisi matahari--bumi--bulan secara lurus. Sehingga cahaya matahari yang biasanya mengenai bulan dan dipantulkan oleh bulan, tertutup oleh bumi. 

Bagian yang sangat gelap karena tertutupnya cahaya matahari itulah yang dinamakan umbra. Karena matahari bersinar ke segala arah, ada bagian yang hanya agak gelap di sekitar pandangan ke bulan, itulah yang dinamakan penumbra.

Umbra dari bahasa Latin yang artinya bayangan, yang dijadikan asal-usul kata umbrella. Yang selanjutnya dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan payung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline