Dia mungil, dia cantik, dia aneka warna. Setia mendampingi setiap insan dalam setiap kesempatan. Berbagai cara membuat rasa nikmat. Menggenggam erat serasa enggan melepas.
Gurih selalu aroma asli dari jiwanya. Nyaring kriuk menambah rasa asyik yang diberikan. Tua dan muda, laki-laki dan perempuan. Semua menyukainya. Tinggallah menambahkan rasa asin, manis dan pedas.
Tubuh bertambah sehat. Dengan kolesterol yang ditaklukkan. Otak bertambah cerdas. Dengan protein yang dikandung. Sungguh, cocok benar sebagai pengganti daging dan telur.
Siapakah dia?
Si Kacang, aneka kacang!
Ada kacang tanah. Bisa dibakar dengan kulitnya. Tinggal pijit bila ingin menikmati. Membuat hati senang. Juga ada yang kulitnya sudah dibersihkan. Jika matang berwarna merah kecoklatan, tetapi ada yang dibalut tepung dikenal dengan panggilan sukro. Teman nonton bioskop yang asyik. Tak usahlah bayar karcis untuknya.
Sudah digoreng, ada yang ditumbuk-tumbuh hingga halus tak pernah marah kesakitan. Sampai hancur lebur, keringat merembes habis. Diberi rasa asin, manis dan pedas. Disiramkan di atas rebusan sayur-mayur. Jadilah bumbu pecal, lotek atau gado-gado.
Sungguh ada rasa gurih, menyehatkan menghempas kolesterol dan mengandung protein. Bukan saja cocok sebagai pengganti daging dan telor. Tetapi juga menghanyutkan rasa rindu luar biasa.
Ada kacang merah, yang tentunya berwarna merah. Di daerah tertentu hadir dengan dikeringkan terlebih dahulu. Suatu proses yang membuat harganya mahal. Hasil olahannya dinamakan bruine bone soep. Wih nama yang seperti masih turunan asing.