Selamat pagi benderang 2021. Pandemi memang membuat sambutan terhadap pergantian tahun 2020 ke 2021 berbeda dengan yang lain. Agak sepi dan terus kepikiran sampai kapan aturan hidup pada tahun 2020 berhenti, dan kembali seperti yang sebelumnya.
Ketukan pintu terdengar jelas. Bayangan dibalik gorden tipis, sepertinya mang Diding tukang sayur mengantar pesanan yang aku kirim melalui WA. Tetap dibalik gorden, kok tidak seperti biasanya. Mang Diding selalu mengenakan topi.
Pintu aku buka, ternyata benar mang Diding.
"Hari ini Diding tidak ke pasar bu," begitulah mang Diding menyebut dirinya sendiri jika mengantar belanjaan.
"Ini Diding ambilkan di warung," sambungnya
Masih agak-agak kurang mengerti maksudnya, aku menyatakan terima kasih. Yang aku tak menyangka mang Diding yang tukang sayur libur pada tahun baru 2021. Sedangkan aku tidak libur, dan tidak menganggap tahun baru 2021 istimewa.
Aku merasa sedih dengan adanya pendemi covid-19, yang secara hitung-hitungan data makin menjadi-jadi. Baik secara penambahan yang poritif, secara tidak cukupnya lahan pemakaman covid-19 dan tetap hingar bingarnya kerumunan.
Walaupun begitu, sikap mang Diding aku rasakan sebagai persahabatan yang tiada duanya. Pada hari libur, membelikan titipan yang tidak seberapa secara harga. Hanya Rp 10000#, untuk membeli toge dan timun.
Toge untuk membuat makanan yang dinamakan "hucap". makanan dari daerah Kuningan yang merupakan kegemaran aku dan suami.
Tahu digoreng dipotong sedang.
Taburi rebusan toge.
Siram dengan saus kacang gerusan sendiri, rasanya gabungan pedas-asin-manis.
Siram kecap sebagai pelengkap rasa.
Taburi bawang goreng