Lihat ke Halaman Asli

Rini DST

TERVERIFIKASI

Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Terhadap Cairan Berbahaya, Hati-hati Menyimpan dan Menggunakan agar Tidak Menjadi Korban

Diperbarui: 19 Juni 2020   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi Pribadi

Kalau ada kata tidak sengaja dalam urusan suatu cairan, menyiram atau menyuguhkan harusnya tentunya bukan air keras. Kalau untuk diminum haruslah air yang sehat. Setidaknya sudah dimasak, agar kuman-kuman kandungannya mati semua. Kalau untuk disiramkan,  untuk apa dulu. Untuk mandi, haruslah air yang bersih yang tidak membuat badan gatal-gatal. Untuk tanaman, tetap untuk tanaman apa. Sekarang ada hidroponik. Air harus baik dan terjaga.  

Saat menyiram tanaman, seringkali tidak sengaja tersiram kepada orang yang lewat. Tersiram air biasa saja, sudah membuat orang yang tersiram marah besar. Air telah membasahi baju yang sedang dikenakan. Menyiram tanaman dengan air keras. Jangankan tidak sengaja tersiram kepada orang yang lewat. Kena tanamannya juga pasti langsung gosong dan mati. 

Apa sebenarnya air keras itu? Air keras adalah cairan kimia yang mudah terbakar. Air keras yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari adalah asam sulfat yang rumus kimianya H2SO4, yang biasa digunakan sebagai air aki. Ada lagi asam chlorida yang rumus kimianya HCl, biasanya digunakan untuk membersihkan logam sebelum disolder. Masih ada lagi asam nitrat yang rumus kimianya HNO3, yang biasanya digunakan untuk menguji logam mulia. 

Ada juga cairan berbahaya selain air keras, misalnya pupuk atau pestisida. Dalam penggunaan yang memenuhi aturan katanya pupuk dan pestisida cukup aman. Tetapi bagaimana pun ada dampak negatif juga. Supaya aman pupuk bisa diganti dengan olahan berbagai sampah organik. 

Pestisida bisa digantikan dengan ramuan buatan sendiri yang tidak disukai hama tanaman. Misalnya kopi tidak disukai bekicot. Larutan sereh atau sirih membuat kupu-kupu enggan hinggap, jadi tidak sempat bertelur yang akan menetas menjadi ulat. Sering menyiram tanaman dengan tekanan tinggi, membuat laba-laba ambyar terbirit-birit.

Melihat dari kegunaannya, air keras sangat bermanfaat bagi banyak orang. Tetapi tak jarang air keras juga digunakan untuk tindak kejahatan. Dengan cara disiramkan oleh seseorang kepada seseorang yang menjadi sasaran kejahatannya. Seperti yang dilakukan kepada Novel Baswedan, seorang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada  bulan April 2017. Penyiraman pada bagian mata, yang menyebabkan Novel Baswedan mengalami kerusakan permanen pada bagian kornea. 

Juga pada tahun 1971 di sebuah acara perploncoan mahasiswa baru di ITS-Surabaya, terjadi penyiraman air keras kepada mahasiswa baru. Saat itu mahasiswa baru yang mengikuti perploncoan disebut cama dan cami, maksudnya calon mahasiswa dan calon mahasiswi. Banyak cama dan cami mengalami luka bakar di bagian tulang anggota, bukan mata, itu saja sudah merupakan kejadian heboh. Aku sendiri lupa hukuman apa yang diitimpakan kepada mahasiswa senior sebagai  pelaku. Namun sejak saat itu perploncoan dalam menyambut mahasiswa dan mahasiswi baru, di ganti namanya menjadi Pekan Orientasi Studi Mahasiswa (POSMA). 

Kegunaan yang beraneka ragam dari air keras, membuat air keras bisa didapatkan dengan mudah. Siapa saja yang memerlukan, orang baik-baik ataupun orang berniat jahat bisa mendapatkan dengan mudah. Sudah bukan rahasia tempat pembelian air keras. Sejak sebelum pandemi covid-19 hingga dalam era new normal covid-19,  air keras juga bisa dibeli secara daring.

Tidak semudah mendapatkan air kerasnya, penangkapan pelaku penyiraman air keras kepada Novel Baswedan sangatlah sulit. Polisi baru bisa menangkap dua pelakunya pada bulan Desembar 2019. Semua berita tentang penangkapan, dan tentang keanehan hukumannya ramai dibahas di banyak media. 

Yang penting semua pihak sebaiknya menyadari bahwa air keras adalah benda yang berbahaya. Kalau tidak terlalu perlu janganlah menyimpan air keras. Kalau ada sisa-sisa sedikit lebih baik dibuang di tanah yang kosong, yang tak ada tanaman. Agar tidak mematikan tanaman dan makluk hidup lain yang ada di bumi. Kalau memang masih diperlukan, simpanlah air keras secara baik. Di tempat khusus, dengan diberi nama pada wadahnya. Jauh dari jangkauan anak-anak. Dan ada pemberitahuan kepada semua anggota rumah, bahwa di situlah di simpan cairan yang sangat berbahaya.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline