Lihat ke Halaman Asli

Biarkan Aku di Sini

Diperbarui: 24 Maret 2022   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

            Dariah belum beranjak dari duduk meskipun Yu Jum sudah mengusirnya. Siang hari ini wanita sepuh itu sedang tidak ingin ngerumpi. Sejak semalam kepalanya sakit. Tidurnya gelisah. Tiap sebentar tangan meremas rambutnya yang beruban. Benar-benar merusak ketenanganku.

            Yu Jum kembali merintih. Dilihatnya Dariah masih menunduk bergeming.

            "Nunggu apa lagi? Aku ndak punya duit. Sudah sana pulang, nanti anakmu nyari!" Sekali lagi Dariah diusirnya.

            Perempuan bersuami preman pasar yang baru ditangkap polisi itu masih diam. Aku mengintip dari sela-sela rambut.

            "Aku ndak akan nolong Bardi, Dar. Ndak akan! Percuma kamu ke sini. Pulang!"

            Perlahan wajah Dariah terangkat. Setelah cukup lama berdiam diri, perempuan berdaster lusuh itu berucap lirih, "Yayu tega lihat Kang Bardi dipenjara?"

            Yu Jum mendengkus. Wajah keriputnya melengos. Sepertinya Yu Jum masih dendam dengan suami Dariah ini.

            "Kasihan Budi, Yu. Dia nanyain bapaknya terus."

            Perempuan tua itu beringsut. Dipan berderit seiring gerakan tubuhnya. Dia tak menanggapi cerita Dariah yang diulangnya lagi. Sampai ketika Dariah mengungkit peristiwa malam yang nyaris memenggal kepalanya, Yu Jum pun berdiri tepat di hadapan Dariah.

            "Kamu tahu aku benci Bardi. Kenapa masih datang kemari meminta tolong?" ucapnya keras. "Lihat kepalaku ini." Yu Jum menyibak selendang yang menutupi kepalanya. Sebuah luka sabetan meninggalkan tanda di kepala sebelah kiri.

            "Maafkan Kang Bardi, Yu." Dariah kembali memohon sambil memelas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline