Lihat ke Halaman Asli

Cokelat dan Arloji

Diperbarui: 12 Juli 2020   05:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.istimewa

Cokelat dan Arloji adalah novel solo saya yang berkisah tentang perjalanan masa lalu. Pasti semua kita memiliki masa yang lampau dan kita sebut masa lalu bukan? Bagaimana perjalanannya? Mudahkah?

Blurb

Cinta adalah larik kehidupan yang pasti pernah dienyam setiap insan. Tak peduli manis seperti cokelat hangat atau pahit laksana kopi.

Namun, jarum panjang dan pendek pada arloji layaknya pengingat waktu bahwa siapa pun manusianya akan berunah.

Detikan bisa menjadi masa lalu. Apakah perlu diperjuangkan untuk kembali hadir di masa kini?

Prolog

Kata orang kesempurnaan tidak datang begitu saja, melainkan diupayakan. Aku setuju. Seperti secangkir cokelat hangat di depanku ini. Entah mengapa hanya di sini terasa enak dan pas di lidahku.

Sore itu berawan, keteduhan membuat aku betah berlama-lama di kafe itu. Tak terasa sudah dua jam aku menikmati cokelat---yang tak lagi hangat tentunya---bersama Pintu Terlarang-nya Sekar Ayu Asmara. Novel yang sudah lama aku beli, tetapi baru sempat kubaca.

Melihat awan semakin pekat, aku berpikir hujan akan turun beberapa saat lagi. Aku pun meraih cangkir yang masih berisi dua tiga tegukan lagi. Sialnya ....

"Woi! Jangan lari!"

Teriakan itu terdengar dekat di belakangku. Belum sempat menoleh, seseorang menabrakku, memuntahkan isi cangkir, dan meninggalkan kegaduhan sesaat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline