Lihat ke Halaman Asli

Misteri Kala #14

Diperbarui: 5 September 2018   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Rara ...." teriakan Ibu terdengar begitu jelas.

Rara berusaha mendorong koper dengan tangan mungilnya.

"Ibu ... Ibu ... tolong Ra ...."

Gadis kecil itu terus melolong sambil menangis.

*

Sebuah koper tua tergeletak di lantai bergerak-gerak. Ada yang berusaha keluar.

Aku semakin terkejut dan takut, karena setahuku Bu Marni sejak tadi masih beres-beres dalam kamar. Dan koper ini ada di atas lemari.

Aku tertegun sejenak dan teringat pesan Ibu untuk mencari koper. Barangkali ini koper yang dimaksud Ibu, pikirku.

Aku jongkok dan membuka perlahan kait pengunci koper satu persatu. Saat hendak membuka bagian penutup, ada yang menyentuh pundakku. Aku mengurungkan tanganku membuka, lantas menoleh ke kiri. Aku terkesiap hingga aku jatuh terduduk. Di hadapanku berdiri gadis kecil berambut cokelat tersenyum ke arahku. Melihat senyumnya aku seperti sedang becermin. Gadis kecil itu seperti ... aku! Ya, itu senyumku dan aku berambut cokelat sejak kecil. Lihat  matanya, binar matanya jelas sekali, itu aku.

Dia berjalan ke arah koper dan membukanya, lalu duduk di dalamnya. Aku terus memperhatikan gerakannya. Dan aku seperti pernah mengalaminya. Dejavu. Aku memperbaiki dudukku. Dan ekor mataku mengikuti selurih gerakannya.

Tiba-tiba, dia mendongak dan membulatkan matanya. Dia menutup rapat kedua matanya sambil mengacungkan telunjuknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline