Aku kembali berhasil menyusul Kakek itu. Tapi langkahku melambat karena mendengarnya berbicara dengan seorang yang sedang duduk di atas motornya.
"Anak Sari, Pak?"
Kakek menoleh ke arahku sekilas lalu mengangguk.
"Ada keperluan apa dia muncul?"
"Goleki omah e."
"Sari mau pindah lagi ke Jenar, Pak?"
"Heem ... mungkin."
"Bisa gawat, Pak!"
"Aah ... urung mesti!"
"Tapi Pak, kita harus tetap waspada!"
"Yo!"