Tulis....hapus..tulis hapus lagi. Begitulah bagi sebagian orang yang mungkin tidak mempunyai passion dalam menulis, untuk membuat satu kalimat saja rasanya susah sekali. Terutama untuk menulis sebuah kalimat pembuka...rasanya susah sekali, bingung mau memulainya darimana hihihi.
Tapi sebetulnya kalau sudah menemukan cluenya, jadi lancar saja menulisnya....seperti air yang mengalir pokoknya. Mungkin sama halnya juga dengan orang yang tidak mempunyai passion dalam dunia baking, ada banyak bahan di rumah tapi tidak tahu mau diapakan bahan-bahan itu.
Beda dengan orang yang memang passion di situ, kadang hanya bermodal tepung dan telur saja sudah bisa menjadi berbagai macam kue. Begitu juga dengan orang yang memang mempunyai passion dalam menulis, punya satu data saja sudah bisa jadi seabrek tulisan.
Saya termasuk orang yang tidak mempunya passion dalam dunia menulis, tetapi saya mau terus belajar untuk menulis karena sebagai seorang peneliti, kemampuan untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitiannya itu menjadi sesuatu yang wajib agar orang-orang pada tahu hasil-hasil penelitian yang telah dicapainya.
Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini saya mencoba untuk mengikuti pelatihan membuat tulisan ilmiah populer yang diselenggarakan oleh P3SEKPI (Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubaan Iklim) bekerjasama dengan komunitas Vlomaya dan kompasiana, yang secara kebetulan ketua Vlomaya adalah sahabat saya sendiri yaitu pak Bugi Sumirat yang juga merupakan penulis yang aktif di Kompassiana.
Kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari kegiatan Pelibatan Publik (Engangement Activity) merupakan bagian dari kegiatan penelitian Enhanching Community-Based Commercial Forestry (CBCF) di Indonesia yang berakhir tahun ini (2021).
Kegiatan penelitain ini merupakan kerjasama antara Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan ACIAR (Australian Centre for International Agricultral Research). Fokus kegiatan penelitain tersebut ada 5 (lima) yaitu:
- Dimensi sosial-ekonomi petani kayu
- Pelatihan Master TreeGrower (MTG)
- Regulasi dan Revitalisasi Industri Kayu Rakyat
- SVLK dalam integrasi vertical kayu rakyat ke pasar global
- Peraturan Desa dan Potensinya dalam mendukung penguatan tata kelola kayu rakyat
Nah sebagai tugas dari kegiatan pelatihan ini adalah diharapkan agar semua peserta pelatihan mampu membuat tulisan dengan salah satu tema tersebut dan kemudian di submit di Kompassiana.
Saya akan menceritakan pengalaman saya selama menjadi tim peneliti untuk aspek dimensi sosial-ekonomi petani kayu di Kabupaten Bulukumba. Saya tertarik untuk menceritakan sedikit tentang peran perempuan dalam pengelolaan hutan rakyat di kabupaten Bulukumba khususnya di Desa Malelleng dan Kelurahan Benjala. Jadi berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan, kegiatan pengelolaan hutan rakyat dilakukan oleh petani yang melibatkan istri dan anaknya dalam mengelola lahan yang mereka miliki yang biasa disebut dengan hutan rakyat. Hasil-hasil hutan rakyat tersebut memberikan kontribusi yang besar terhadap total penghasilan mereka per tahun.
Berdasarkan hasil diskusi yang menghadirkan petani laki-laki dan petani perempuan, maka terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan di dalam pengelolaan hutan rakyat tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain menentukan jenis tanaman semusim, jenis pohon yang ditanam, menanam pohon, menanam tanaman semusim, memelihara tanaman semusim, memelihara pohon, memanen tanaman semusim, memanen hasil hutan bukan kayu, menentukan saat penebangan pohon, menebang pohon, tawar menawar dengan pedagang, pengelolaan uang rumah tangga, menghadiri pertemuan desa, menghadiri pertemuan kelompok tani dan menjadi pengurus organisasi desa.
Berdasarkan hasil diskusi menunjukkan bahwa laki-laki lebih dominan dalam kegiatan menentukan jenis tanaman semusim, jenis pohon yang ditanam, menanam pohon, memelihara tanaman semusim, memelihara pohon, menentukan saat penebangan pohon, menebang pohon, menghadiri pertemuan desa dan kelompok tani serta menjadi pengurus organisasi masyarakat.