Lihat ke Halaman Asli

Bahasa Yuddy Chrisnandi di Twitter, Tidak Mencerminkan Sebagai Seorang Pendidik

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13996391931666665205

[caption id="attachment_335561" align="alignnone" width="330" caption="Yuddy Chrisnandi / detik.com"][/caption]

Yuddi Chrisnandy Caleg Hanura nomor urut I daerah pemilihan VIII Jawa Barat ramai diperbincangkan pengguna twitter.

Kali ini Yuddy Chrisnandi yang diketahui tidak lolos melenggang ke Senayan berdasarkan hasil pileg 9 April 2014, melontarkan bahasa yang tidak pantas di akun twitter miliknya @yuddychrisnandi

Tidak tanggung-tanggung, reaksi Yuddy Chrisnandi menanggapi pertanyaan dari sejumlah pengguna akun twitter tentang pernyataannya yang mendesak mundur dan menghakimi HaryTanoesodibjo dianggap kasar dan tidak punya etika.

Tidak hanya itu, kritikan tajam yang ditujukan kepada calon Wakil Presiden 2014 dari Partai Hanura, Hary Tanoesodibjo sangat berlebihan dan hanya berdasarkan subjektivitas dirinya saja.

Salah satu percakapan yang dianggap tidak layak dan tidak pantas dapat dilihat di akun twitter pribadinya. @YuddyChrisnandy mengucapkan kata makian dengan menggunakan bahasa Sunda “haturnuhun kang yaman, belegug jelma etaa teh can nyaho maung sunda” yang artinya terimaksih kang Yaman, Tolol orang orang itu…. belum tau macan Sunda.

Yuddy Chrisnandi adalah seorang politisi yang mengawali karier politik di Partai Golongan Karya (Golkar).

Pada tahun 2004, Yuddy dipercaya untuk memegang posisi sebagai Ketua Departemen Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi DPP Partai Golkar untuk periode 2004-2009.

Bahkan ia sempat masuk kedalam jajaran Calon Ketua Umum Partai Golkar pada 2009.

Selain dikenal sebagai seorang politisi yang mengawali karier politik di Partai Golongan Karya (Golkar).

Yuddy Chrisnandi juga dikenal sebagai seorang akademisi yang tercatat sebagai Dosen di beberapa perguruan tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline