Lihat ke Halaman Asli

Rini Lestari Rajagukguk

Mahasiswa STT HKBP Pematang Siantar..

Menepati Janji

Diperbarui: 4 September 2021   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


      Baca sampai selesai ya!😁😁

Pada 3 September 2021, kusambut pagi dengan penuh semangat dan tawa bersama sahabatku, namanya Triani Siahaan tapi seringkali dia aku panggil 'say' hehe. Kami bangun dari tidur dan bersama-sama berbagi pekerjaan rumah, ya itulah rutinitas pagi kami (wuahh, seru kan!). Aku bagian beres-beres rumah, dia yang mencuci pakaian. Setelah aku membereskan rumah, aku menyusul dia ke kamar mandi untuk membantu mencuci pakaian.      

Kemudian, pekerjaan rumah pun akhirnya selesai. Makan pagi, tentu kami lakukan untuk tetap kuat beraktivitas seharian, hehe.
Sekitaran pukul 12.00 WIB aku mandi dan kemudian berangkat ke Lima Puluh  ( 'nama daerah') dengan sendirian. Sahabatku pun menghantarku ke persimpangan untuk menunggu angkutan umum. Keraguan sedikit muncul, karena aku sama sekali belum pernah menaiki angkutan umum di sana sendirian. Tapi, aku coba saja berani dan percaya diri, bahwa aku bisa, ya prinsipnya kalau aku tidak tahu ya aku bertanya (paten dan simpel kan?!, haha) Memberhentikan angkot pun kami lakukan. Ada satu angkot yang lewat, kami hentikan tapi dia tidak mau berhenti (dalam hati :"kenapa ya?" "mungkin dia tidak mendengar suara dan melihat kami", hehe). Tapi, ya sudahlah ditunggu saja, sebentar lagi pasti lewat kok, bicara dalam hati, hehe.


Segera, tidak berapa lama Bus besar pun lewat. Lalu, kami hentikan. Dan aku pun menaiki bus dengan sedikit ragu, namun mencoba memberanikan diri sembari 'say good bye' kepada sahabatku.
Di dalam bus, aku pun melihat tempat duduk yang kosong. Dan aku menemukannya.


Tidak lama setelah aku duduk, aku melihat ponselku ada panggilan dari seseorang (My dear dong, hehe). Dia sedikit mengomel karena dia udah sampai di Lima Puluh, sementara aku masih baru jalan menuju ke sana. Padahal, perjalanan ke sana lebih kurang 35 menit, haha. Sudah waktunya makan siang, dan untuk itu aku ingatkan dia supaya makan saja dulu sembari menungguku, haha.

 Tapi, ya sudahlah aku sadar saat dia mengomeliku, aku salah dan aku minta maaf padanya. Sembari mengingat tujuanku untuk menepati sebuah janji pada seorang Diakones yang kuanggap sebagai kakak kandung selama aku Praktek Lapangan (praktek kuliah dari perguruan). Aku berjanji akan dtang melihat dia dan bayinya kalau sudah lahir, hehe. Senang sekali bisa berjumpa juga dengan kakak dan bayinya dalam keadaan sehat. Janji terpenuhi, semoga membawa sukacita bagiku dan bagi kakak.

Setelah satu malam berlalu, kutuliskan kisah ini di pagi hari. Rajamaligas, Sabtu, 4 September 2021.

Pembaca jangan ada yang usil ya! Semoga menghibur. Heheh

Ini ceritaku. Mana ceritamu??🤭😀

Terima kasih banyak buat kalian yang sudah baca ceritaku💜😁

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline