Lihat ke Halaman Asli

Sri Harini

Pribadi

Gerakan Sekolah Menyenangkan untuk Sekolah Ramah HAM

Diperbarui: 20 Desember 2017   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

salah satu ilustrasi GSM

Satu kalimat yang terngiang ngiang dari Bapak Muhammad Nur Rizal, PhD, pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), yaitu : Setiap anak Indonesia walaupun berada di pelosok pelosok sekalipun, mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan gratis. Dan ini menjadi salah satu jiwa dari Gerakan Sekolah Menyenangkan yang sangat mengedepankan hati. Selain mengedepankan hati GSM ini merupakan gerakan sosial yang melakukan perubahan dengan memberi ruang gerak yang leluasa kepada kreatifitas peserta didik. Dengan ruang gerak yang leluasa dari peserta didik untuk mengembangkan kreatifitasnya, maka semua potensi yang dimiliki peserta didik diharapkan akan dapat berkembang secara maksimal.

GSM adalah Gerakan Sosial untuk dapat teraksesnya pendidikan berkualitas oleh seluruh anak negeri. Gerakan ini mencoba untuk melakukan perubahan dalam pemikiran tentang belajar dan pembelajaran. Perubahan mindset dan paradigma belajar yang cenderung statis dalam cara pembelajaran dan mengubah mindset tentang peran pembelajar yang tadinya sebagai konsumen pengetahuan menjadi produsen pengetahuan. Dengan adanya hasil yeng berupa perubahan mindset itulah maka GSM mencoba memberi ruang gerak yang leluasa untuk kreatifitas peserta didik. Selain itu juga ada zona-zona khusus yang disediakan bagi peserta didik untuk mengolah informasi dan mengembangkan potensi sesuai kebutuhan mereka.

Zona-zona ini misalnya adalah :

  1. Zona Harapan, yaitu zona yang disediakan bagi peserta didik untuk mengutarakan harapan yang ingin dicapainya, dalam jangka panjang ataupun jangka pendek.
  2. Zona Kreatifitas, yaitu zona yang disediakan untuk memajang hasil kreatifitas peserta didik dalam kegiatan dan selama pembelajaran.
  3. Zona ekspresi, adalah zona yang disediakan bagi anak untuk mengungkapkan emosinya hari itu, sehingga dengan mengetahui emosi anak yang ditampilkan guru dapat melakukan pembelajarsn dengan mempertimbangkan kondisi emosi masing masing peserta didik hari itu.
  4. Zona Kebersihan, adalah zona yang disediakan untuk meletakkan segala alat kebersihan secara tepat dan konsisten. Dengan zona ini maka tidak susah untuk menemukan alat kebersihan dan menjadikan tempat dan alat menjadi lebih beraturan.
  5. Pojok Baca, merupakan pojok kecil dengan buku yang tersedia untuk memberi ruang pada peserta didik bila mau membaca buku dan tidak usah keluar dari kelas. Hal ini bisa terjadi karena perpustakaan yang penuh saat istirahat atau perpustakaan yang jauh dari kelas sedangkan waktu yang tersedia untuk aktifitas lainnya.
  6. Dan zona zona yang lain yang sangat tergantung kebutuhan dan kreatifitas guru dan peserta didik

Jadi pada dasarnya, ada yang harus ada adalah Lingkungan belajarnya (layout tempat duduknya), pojok-pojok aktifitas khusus, ketersediaan sumber belajar, area non bullying (yang gelap, bau dan orang lain tidak suka kesana). Area non bullying ini yang harus dihilangkan, karena bullying sering dilakukan di tempat-tempat yang banyak dihindari orang. Misalnya di kamar mandi yang kotor, kumuh dan tidak terawat, di pojok gudang yang jauh dari jangkauan umum dan area lain yang sering dihindari untuk didatangi.

Gerakan Sekolah Menyenangkan untuk sekolah yang ramah HAM

Dengan memahami tentang seperti apa dan bagaimana GSM, dihubungkan dengan sekolah ramah HAM, keduanya akan saling mendukung dan diharapkan akan saling membangun sinergi dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuannya. Sekolah yang ramah HAM, merupakan sekolah yang memberi ruang gerak trerbuka kepada peserta didik untuk berkembang dan jauh dari tekanan dan juga kekerasan. Baik tekanan mental, kekerasan fisik maupun kekerasan psikis dan bahkan kekerasan seksual. 

Sekolah ramah HAM mencoba memberikan dan melindungi semua Hak Asasi Manusia di area sekolah kepada semua peserta didik. Sehingga peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan potensi dan kreatifitas yang dimiliki. Sekolah ramah HAM juga memberikan pendidikan tentang penguatan karakter sebagai warga negara yang harus memahami secara baik hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Di samping itu, sekolah ramah HAM memberikan bekal kepada peserta didik untuk kehidupan masa depan melalui kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan ketrampilan yang akan dikembangkan.

Melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan, insya Allah sekolah juga akan tercipta sebagai sekolah yang ramah HAM. Hal ini karena adanya kesamaan visi dan tujuan dari kedua gerakan tersebut, yaitu memberikan hak yang sama kepada semua anak Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, jauh dari kekerasan dan jauh dari segala ancaman dan intimidasi. Kedua gerakan ini menempatkan peserta didik pada kedudukan yang seharusnya sebagai warga negara, pemegang kendali masa depan bangsa dan juga aset terpenting untuk kelangsungan hidup negara Indonesia yang berkualitas dan bebas dari penjajahan.

Yang diperlukan sekarang adalah bagaimana pihak pihak yang terkait dengan Pendidikan Indonesia dan Hak Asasi Manusia menerima semua gerakan tersebut sebagai gerakan positif yang mempunyai niat ikhlas untuk menciptakan generasi terbaik Indonesia untuk masa depan bangsa tercinta ini. Dengan demikian dukungan dan pemberian ruang gerak dan kesempatan leluasa menjadi wajib hukumnya untuk dijadikan tindakan nyata dan bukan hanya janji semata. Semoga tulisan ini bermanfaat dan membuka hati kita semua untuk lebih mempersiapkan generasi terbaik Indonesia tercinta ini.

*) Catatan kecil dari Kegiatan Sosialisasi GSM di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo, DIY.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline