Lihat ke Halaman Asli

Sri Harini

Pribadi

Mengelola Kecerdasan Emosional

Diperbarui: 6 Desember 2017   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blue Butterfly. (Gambar pribadi)

Manusia dikaruniakan oleh Allah berbagai macam kecerdasan atau sering disebut sebagai intelegensi (Intelegence). Intelegensi atau kecerdasan ini sudah melekat dalam setiap pribadi semenjak dia dilahirkan ke dunia. Secara umum, kecerdasan manusia meliputi Kecerdasan Intelektual (Intelectual Question), Kecerdasan Spiritual (Spiritual Question) dan Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence). Setiap manusia memiliki kecerdasan tersebut, hanya yang membedakan satu sama lain adalah dalam hal pengelolaan dan kecerdasan mana yang sering diaplikasikan dalam kehidupannya.

Kali ini akan kita coba ulas tentang salah satu diantara ketiganya. yaitu tentang Kecerdasan Emosional.

Apakah Kecerdasan itu? Apa pula Emosional itu? Dan apakah yang dimaksud Kecerdasan Emosional?

Ada banyak pendapat mengenai pengertian Kecerdasan. Dua diantaranya adalah sebagai berikut (Hamzah B. Uno, 2008 : 59)

  1. Feldam mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan memahami dunia, berpikir secara rasional dan menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan dengan tantangan.
  2. Henmon mendefinisikan intelegensi sebagai daya atau kemampuan untuk memahami.
  3. Wecshsler mendefinisikan intelegensi sebagai totalitas kemampuan seseorang untuk beetindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan dengan efektif.

Secara umum, intelegensi atau kecerdasan adalah tingkat kemampuan berpikir seseorang dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan juga kemampuan seseorang untuk menyelesaikan semua problem yang dihadapi dalam kehidupannya.

Beberapa pendapat tentang Emosi, (Hamzah B. Uno, 2008 : 63)

  1. James dan Lange, Emosi adalah persepsi perubahan jasmaniah yang terjadi dalam memberi tanggapan (respons) terhadap suatu peristiwa. Pengalaman emosi merupakan persepsi dari reaksi terhadap situasi.
  2. Lerner, emosi di dalam ya ada dua komponen yang pada umumnya dipercayai membentuk pengalaman emosi, yaitu tanggapan psikologis dan perasaan-perasaan subyektif.
  3. Crooks dan Stein, Emosi itu memotivasi tindakan. Hubungan motivasi dan emosi (perasaan-[erasaan dan gejolak yang subyektif) sangat erat sekali.Sebagai misal bila seseorang sedang marah, maka memotivasi dirinya untuk menendang tembok dan semacamnya.

Dari berbagai pendapat tadi bisa dikatakan bahwa emosi merupakan perpaduan antara perasaan dan tindakan yang mendasarkan pada perasaan tersebut.

Tentang Kecerdasan Emosional, Dengan melihat dan memahami pengertian Kecerdasan dan pengertian Emosi, maka dapat dikatakan bahwa Kecerdasan Emosi adalah kemampuan yang meliputi kemampuan untuk memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak terlalu melebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa (Hamzah B. Uno, 2008 : 68)

Kecerdasan emosional seseorang ini harus selalu diasah dan dikembangkan dalam kehidupan keseharian, yaitu kehidupan dimana seseorang berhadapan dengan seseorang yang lain dengan kapasitas emosional yang belum tentu sama dengan manusia tersebut. Peningkatan kecakapan kecerdasan emosional ini akan menghasilkan kecakapan emosional yang berbeda pula ntar individu. Dengan demikian tercipta pula kecakapan yang dapat berkembang secara positif dan mengarah pada kesuksesan hidup seseorang, tetapi di sisi lain bisa dimungkinkan berkembang kecakapan emosional yang mengarah pada kegagalan hidup.

Kecakapan emosi yang paling sering mengarah seseorang ke tingkat keberhasilan dan kesuksesan antara lain:

  • Inisiatif, semangat juang dan kemampuan menyesuaikan diri/ adaptasi
  • Pengaruh, kemampuan memimpin tim, dan kesadaran politis.
  • Empati, percaya diri dan kemampuan mengembangkan orang lain.

Kecakapan emosi atau pembawaan yang paling lazim dijumpai pada mereka yang gagal adalah"

  • Bersikap kaku, adalah sikap yang tidak bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan. Mereka tidak mampu menerima atau menanggapi dengan baik umpan balik tentanb sikap mereka yang perlu diubah dan diperbaiki. Mereka tidak mampu mendengarkan dan belajar dari kesalahan.
  • Hubungan yang buruk, dikarenakan beberapa faktor, yaitu terlalu mudah melancarkan kritik pedas, tidak peka, atau terlalu menuntut sehingga yang seperti ini cenderung dikucilkan oleh sekelilingnya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline