Ada seorang anak bernama wulan, yang menjadi tulang punggung keluarga dikarenakan orang tuanya meninggal dunia. Wulan, panggilannya sehari-hari. Lahir sebagai anak pertama dari keluarga Bu siti dan Pak ilham. Sejak berumur dua belas tahun wulan sudah ditinggalkan oleh Bu siti untuk selamanya, Bu siti meninggal karena menjadi korban kecelakaan lalu lintas ketika hendak berangkat ke pasar dengan mengendarai sepeda motor. Ketika itu wulan baru duduk di kelas 6 Sekolah Dasar sedangkan tiga orang adiknya belum sekolah, bahkan yang paling kecil baru berumur satu tahun.
Wulan dan dua orang adik laki-lakinya diantarkan ke kampung dan dititipkan oleh ayahnya pada nenek yaitu orang tua dari Pak ilham, sedangkan satu orang adik wulan lainnya tinggal pula bersama nenek yakni ibu dari Bu siti yang tinggal di kampungnya. Adik wulan yang paling kecil berumur satu tahun waktu ditinggalkan ibunya, sehingga neneknya selalu membeli susu bubuk untuk membesarkan cucunya tersebut.
Ketika sudah tamat dari Sekolah Dasar,wulan melanjutkan sekolahnya ke Sekolah Menengah Pertama di kota yang terletak dekat kantor ayahnya. Sehingga wulan bisa berangkat ke sekolah bersamaan dengan ayahnya pergi kerja. Demikian juga jika pulang ke rumah bisa dengan menumpang mobil kantor ayahnya, karena mobil tersebut selalu melewati rumah wulan ketika Pak johan (sopir mobil dinas) menjalankan tugasnya pada setiap hari-nya.
wulan selalu menunaikan tugasnya sebagai anak tertua menggantikan peran ibu yaitu mencuci pakaian keluarga, ke pasar dan memasak makanan untuk keluarga. Demikian tiap hari dilakukannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan di samping itu dia juga harus belajar. Wulan bangun lebih duluan karena harus menyelesaikan tugas rumah sebelum berangkat ke sekolah, dan tidur paling akhir karena harus menyelesaikan tugas rumah dulu baru bisa belajar menjelang matanya mengantuk. Singkat cerita, setelah tamat Sekolah Menengah Atas wulan melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi pada Fakultas Keguruan dan Pendidikan sehingga ia sekarang bertugas sebagai guru pada Sekolah Menengah Pertama di kota asalnya.wulan sekarang sudah menjadi anak yatim piatu karena ayahnya meninggal dunia ketika wulan sudah berumah tangga dan memiliki tiga orang anak.
Sementara itu, wulan sekarang menjadi tulang punggung keluarga karena adik-adiknya yang tidak mampu di bidang ekonomi selalu meminta bantuan kepada wulan, bukan hanya soal materi tapi bantuan moril pun selalu diberikan kepada adik-adiknya yang membutuhkan. Wulan masih ingat pesan ayahnya ketika masih hidup, pernah wulan bertanya: "Ayah, di punggung wulan ada tai lalat yang tumbuh pas di bagian tengah. Apakah artinya Yah?", ayah wulan menjawab: "Itu artinya kamu punya tanggung jawab yang besar, kamu akan memikul beban yang amat berat nantinya".
Sekarang wulan benar-benar sedang memikul beban yang amat berat karena di samping mempunyai tanggung jawab terhadap tiga orang anaknya, wulan masih punya tanggung jawab yang lain yaitu adik-adiknya yang saat ini sedang membutuhkan bantuannya. Apa lagi saat ini banyak orang yang tidak punya pekerjaan, yang artinya tidak punya penghasilan untuk menghidupi kehidupan-nya.
Wulan dengan ikhlas dan sabar menerima kenyataan ini dan menjalaninya sebagai suatu amanah dari Tuhan, ia teringat salah satu firman Tuhan dari alkitab yaitu yang artinya "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya". Wulan selalu memohon doa kepada Tuhan agar senantiasa diberkati dan dilimpahkan rahmat, kekuatan dalam menghadapi ujian hidup yang semakin kompleks.
Demikian kiranya kisah wulan yang menjadi tulang punggung keluarga,semoga bermanfaat dan membawa dampak positif yang baik bagi kita semua.
By. Lidia Apriani Daeli No. Hp : 085247088413
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H