Lihat ke Halaman Asli

Rini Apriliani

Freelance Content Writer

Pentingnya Jurnalisme Online dalam Industri Media yang Kini Kian Diminati

Diperbarui: 6 Juni 2020   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos


Jurnalisme

Jurnalisme merupakan kegiatan meliput, mengumpulkan, menulis, mengedit, dan mempublikasikan suatu berita. Jika dahulu kegiatan journalism hanya dilakukan oleh media konvensional saja, tapi seiring perkembangan jaman, khususnya dalam bidang teknologi dan informasi, kini muncullah istilah "Jurnalisme Online". Sebenarnya tidak ada perbedaan yang cukup jauh antara jurnalisme pada media konvensional dan jurnalisme pada new media (media baru).

Jurnalisme online adalah kegiatan jurnalistik yang memanfaatkan internet sebagai media dalam penyebarannya. Berbeda dengan media konvensional yang biasanya memiliki wartawan atau karyawan yang terikat dengan kontrak, pada jurnalisme online siapapun bisa melakukannya. Tidak hanya wartawan professional saja yang bisa melakukan kegiatan jurnalistik lonline, namun warga biasa pun bisa melakukannya. Kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh masyarakat disebut dengan "Jurnalisme Online".

Tentu saja perkembangan jurnalisme online tidak terlepas dari yang namanya media online. Awal mulanya, media online berkembang di luar negeri, tepatnya di Amerika pada pertengahan tahun 1990-an, yaitu pada Mei 1992. Chicago Online yang merupakan Koran online pertama di Amerika meluncurkan Chicago Tribune. Setelahnya, berbagai media nasional di seluruh dunia pun turut meluncurkan versi online dari mereka. Kemajuan di Amerika ini berkembang banyaknya warga Amerika yang saat itu mulai mengakses berita melalui online.

Kemudian pada 19 Januari 1998 menjadi awal tombak kemunculan istilah jurnalisme online. Saat itu Mark Drugde membeberkan cerita perselingkuhan yang dilakuakn oleh Presiden Amerika Serikat yaitu Bill Clinton dengan Monica Lewinsky atau yang lebih dikenal "monicagate". Berbekal sebuah laptop dan modem yang dimilikinya, Drugde menyiarkan sebuah pemberitaan tentang "monicagate" melalui internet. Semua orang yang mengakses internet tentu saja segera mengetahui rincian cerita tentang "monicagate".

Perkembangan media online pun menyebar sampai ke Indonesia. Untuk di Indonesia sendiri, media online yang pertama muncul adalah www.republika.co.id pada 17 Agustus 1994. Republika meluncurkan media online setelah satu tahun harian Republika terbit. Kemudian pada 6 Maret 1996, berdiri tempointeraktif.com yang didirikan oleh wartawan majalah Tempo setelah majalah Tempo dibredel ditahun 1994.

Berbagai media online pun bermunculan setelah kedua media tersebut hadir. Bisnis Indonesia tak lama meluncurkan situsnya ditahun yang sama dengan Tempo, tepatnya pada 2 September 1996. Lalu pada 1997, ada dua media yang meluncurkan media online, yaitu Harian Waspada di Sumatera Utara meluncurkan Waspada Online (www.waspada.co.id) pada 11 Juli 1997 dan Kompas Online (www.kompas.com) pada 22 Agustus 1997.

Kemunculan media online generasi pertama ini sebenarnya hanya berisikan replika dari versi media cetaknya. Berita-berita yang disajikan masih bersifat statis, tidak riil time dan up date. Ditahun tersebut, internet di Indonesia masih belum begitu popular, karena baru saja berkembang, tidak seperti saat ini yang sudah cukup maju. Selain itu, situs-situs berita tersebut masih belum berorientasi bisnis, baru sebatas prestise.

Namun, sifat statis pada media online kemudian berubah sejak detik.com muncul pada 9 Juli 1998. Digagas oleh sekawan yaitu Budiono Darsono, Yayan Sopyan, Abdul Rahman, dan Didi Nugrahadi, mereka meluncurkan www.detik.com yang tidak memiliki media cetak sebagai induknya. Detik.com hadir sebagai media online yang otonom.

Di Indonesia sendiri, media online sempat mengalami euforia ketika era reformasi. Beberapa media online kemudian lahir dari para investor bermodal besar. Namun sayangnya, semua itu tidak berlangsung lama, karena pada awal tahun 2002 satu persatu media berguguran. Mereka tak mampu mengongkosi biaya operasionalnya. Kompas.com dan tempointeraktif.com menjadi media yang mampu bertahan karena ditopang oleh media cetaknya. Sedangkan detik.com yang digagas oleh 4 sekawan tersebut sempat mengalami krisis, namun tetap mampu bertahan karena mem-PHK sebagaian karyawannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline