Lihat ke Halaman Asli

Bergabung di Komunitas Kuliner Sangat Bermanfaat

Diperbarui: 3 September 2022   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokpri)

Akhir agustus kemaren menjadi hari yang menyenangkan dan membahagiakan. Setelah 5 tahun lamanya tidak bertemu dengan teman-teman seperjuangan dikuliner, akhirnya bisa ketemu juga. Komunitas kuliner yang membuat aku bisa berjuang memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga pada saat itu.
Awal mula aku bergabung adalah ketika dengan terpaksa harus keluar mengajar karena lebih memilih merawat ibu yang sakit.

Tahun 2012 bapak meninggal, tidak lama kemudian ibu terkena stroke berat. Tempat mengajar lumayan jauh dari tempat tinggal. Aku tinggal dikota Bogor, tetapi mengajar di Jakarta.

Suamiku adalah pekerja seni yang saat sebelum bapak meninggal memutuskan tidak lagi berkecimpung di industri musik, dan mulai merintis usaha souvenir. Saat sedang merintis bapakku sakit hanya 1 hari dirawat dan meninggal, kami sangat kehilangan tetapi Allah swt maha tahu yang terbaik bagi umat-NYA. Beberapa bulan kemudian tiba2 ibuku terserang stroke berat, pemicunya adalah rasa khawatir yang berlebihan karena saat itu suami dan anakku terkena Cikungunya. Ibu dirawat di rumah sakit 10 hari di ICU dan 10 hari diruang rawat inap. Saat itu aku langsung ambil keputusan "Aku yang akan merawat ibu." Dengan begitu aku harus berhenti dari segala aktifitas diluar rumah termasuk mengajar. Keputusan aku ambil karena pertama saat orang tua sakit mereka akan lebih bahagia bila anaknya langsung yang merawat, kedua saat bapak berada diruang ICU aku berjanji akan menjaga ibu dan menemani terus.

Usaha suamiku tidak berjalan mulus, aku keluar kerja, disaat itu otomatis ekonomi keluarga tidak menentu, aku gali kemampuanku membuat kue dan masak semua itu ilmu yang diturunkan dari ibu dan bapak. Maka tergabunglah aku di komunitas kuliner dikota Bogor. Waktu itu namanya masih ARKME tidak lama berubah menjari KOKUBORA atau Kuliner Bogor Raya.

(Dokpri)


Dikomunitas banyak sekali kegiatan belajar membuat kudapan dan masakan, terkadang yang melatih adalah chef dari resto atau hotel sekitar Bogor, berbayar memang tetapi tidak terlalu mahal. Dari situlah aku bisa memenuhi segala kebutuhan keluarga. Alhamdulillah biarpun lelah karena harus mengolah semua pesanan sendiri tetapi tetap dirumah, terkadang sesekali aku berangkat untuk belajar membuat kue, itupun hanya sebentar dan makan ibu sudah aku siapkan, untuk mengganti pampers ibu aku minta bantuan teteh yang bekerja dirumahku. Itu hanya sesekali.

Komunitas kuliner sangat bermanfaat untuk kita yang mau belajar dan berniat bekerja dari rumah. Banyak sekali teman-teman yang tadinya belum bisa membuat kue akhirnya bisa dan Masya allah pelanggannya tidak pernah sepi bahkan ada yang sudah membuka toko kue atau menjadi pengajar kelas kuliner. 

(Dokpri)

Akupun menjadi pengajar kelas Jelly Art. Aku membuka kelas privat membuat Jelly art dirumah. Alhamdulillah... Saat kita dalam kondisi sulit, tetap yakin dan terus berusaha Allah swt tidak akan meninggalkan kita. Thn 2016 ibu pergi kepangkuan Illahi, aku melepas kepergian ibu dengan rasa sedih yang mendalam tetapi sekali lagi Allah swt maha memberi keputusan terbaik untuk umat-NYA.

Tahun 2017 akhirnya aku kembali mengajar, tetapi tidak di Jakarta aku mengajar di kota Bogor.  Dan karena kesibukanku mengajar aku mundur dari komunitas yang saat itu aku menduduki posisi sebagai ketua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline