Dinas Pertanian Kabupaten Tapin melaksanakan kegiatan Sekolah Lapang di Kecamatan Hatungun, dalam salah satu pertemuanya diberikan materi mengenai pengenalan Biosaka kepada para petani. Penyuluh pertanian di Balai Pertanian Kecamatan Hatungun dikoordinatori oleh M. Aminudin, S.Pt menjelaskan bagaimana cara membuat biosaka kemudian mempraktekkan langsung bersama para petani.
Biosaka sendiri merupakan penemuan dari seorang pemuda tani bernama Muhammad Ansar dari Blitar, karyanya tersebut sudah tercatat di Kemenhumkam Nomor 000399067. Biosaka diambil dari 2 suku kata yaitu Bio yang artinya Hidup dan Saka singkatan dari Selamatkan Alam Kembali Ke Alam, sehingga dapat diartikan Biosaka itu berasal dari mahluk hidup dalam hal ini tanaman guna menyelamatkan alam.
Biosaka hanya bisa dibuat sendiri dengan bahan gratis dan bahanya didapat dari alam. Biosaka tidak diperjual belikan dan tidak ada yang jual. Dinas Pertanian mengharapkan dampak positif dari perlakuan Biosaka selain dapat meningkatkan produksi, manfaat-manfaat lainya yaitu tanah semakin subur, lebih lembab dan lebih bagus kalau kering tidak mudah retak. Selain itu, penyakit berkurang dan penggunaan pupuk NPK dikurangi 50%.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H