Dari segi bahasa, mukmin dapat diartikan sebagai orang yang beriman kepada Allah swt dan ia selalu taat dalam menjalankan segala perintah-Nya walaupun rasa berat sedang datang menghampirinya.
Dari Abdullah bin Amru radhiallahu'anhu ia berkata, Rasulullah bersabda: "Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak." (HR Ahmad dan disahihkan oleh Ahmad Syakir) .
Itulah mukmin yang baik, sebagai contoh mukmin yang baik akan selalu memakan makanan yang halal, mengkaji ilmu dengan semangat, dan dalam praktiknya ia selalu mengucapkan kata-kata baik dan melakukan perbuatan baik, seperti lebah yang menghisap nektar dari bunga-bunga yang ditemuinya kemudian dikeluarkan dalam bentuk madu yang dapat dijadikan obat untuk penyembuhan sakit manusia.
Dalam kesehariannya, seorang mukmin dapat digolongkan menjadi dua janis yakni seorang mukmin yang kuat dan mukmin yang lemah.
Mukmin yang kuat lebih Allah cintai daripada mukmin yang lemah. Ia selalu bersungguh-sungguh memperbaiki kualitas diri. Ketika beribadah ia merasa seperti akan mati esok hari. Dan apabila ia ditimpa kemalangan, ia tidak berkata 'seandainya', tapi ia mengatakan 'inilah takdir dari Allah swt'.
Berikut beberapa cara berpikir atau mentalitas seorang mukmin yang lemah
1. Kurang bersemangat dalam menuntut ilmu
Si penuntut ilmu ini biasanya, menuntut ilmu hanya karena terpaksa, ia berorientasi hanya untuk kepentingan pribadi bukan untuk kepentingan umat.
2. Malas berdakwah
Definisi berdakwah pada bagian ini, bukan tentang seorang mukmin yang berbicara dan ceramah di depan umum. Tetapi, ia yang mengajak kepada kebaikan, saling memberi nasihat dalam kebaikan.
3. Malas beribadah