GORGA, RUMAH BATAK BERUKIRAN TRADISIONAL ________________________________________ SENI arsitektur rumah Batak mempunyai corak tertentu, bentuk dan ukir-ukirannya. Rumah Batak yang memakai ukir-ukiran tradisional disebut Ruma Gorga. Biasanya tiang dan dinding rumah batak yang terbuat dari papan atau kayu tersebut diberi ukir-ukiran bermacam motif dan gambar yg unik. Warna yang biasa dipakai untuk ukir-ukiran tersebut terdiri dari 3 warna dasar yaitu putih, hitam dan merah yang disebut ‘bonang manalu’. Warna tersebut mengandung arti: kebijakan, kesucian dan kekuatan. Gambar dan motif-motif tersebut mempunyai makna tersendiri, lukisan binatang sering terlihat pada ukiran ruma gorga, salah satunya ialah gambar cicak(boraspati) atau kerbau yang melambangkan kesuburan tanah. Relief gorga pada rumah batak mempunyai arti-arti khusus, seorang pelukis ukir-ukiran yang biasa disebut ‘panggorga’, biasanya sebelum membuat ukiran bertanya dahulu kepada si empunya rumah tentang hasrat dan keinginannya. Setelah mendapatkan apa yg diinginkan si tuan rumah barulah panggorga memulai membuat motif dan gambar yang mempunyai arti dan makna khusus antara lain: -Gorga patung ulu ni horbo martanduk; menggambarkan pengharapan habaoaon yaitu harajaon dengan pengertian tanggung jawab. -Gorga susu (tarus wanita); menggambarkan pengharapan soripada hangoluon yaitu kehidupan yang bersumber dari ibu. -Gorga boraspati (cicak); menggambarkan pengharapan hadumaon yaitu sejahtera seisi rumah, aman dan damai. -Gorga ulupaung; gambaran paneon yaitu pelindung agar seisi rumah sehat sehat jasmani dan pengharapan penghambat aji-ajian (niat jahat orang lain). -Gorga tompi; gambaran pengharapan manompi anak dohot boru yaitu agar anak-anak turunan penghuni rumah tidak sakit-sakitan dan jangan ada yang meninggal sampai saur matua. -Gorga liat; gambaran pengharapan agar seisi rumah marsangap dohot martua yaitu mulia dan berketurunan. -Gorga ture-ture; gambaran pengharapan pantun yaitu semua seisi rumah tekun penuh sopan santun. -Gorga sitindangi; gambaran pengharapan kejujuran yaitu berpegang pada adat dan hukum. -Gorga pandingdingan; gambaran pengharapan sae soada mara yaitu jauh dari mara bahaya. -Gorga jolo; gambaran hasadaon yaitu agar seisi rumah tetap bersatu, damai -Gorga ngingi; menggambarkan pengharapan mangalo na so hasea yaitu menentang segala yang tidak bermanfaat. -Gorga siopat suhi; gambaran pengharapan adat suhi ni ampang na opat yaitu adat kekerabatan yaitu bahwa dengan ’suhi ni ampang na opat’, dalam fungsi kekerabatan utama DNT(Dalihan Natolu). -Gorga Bintang; gambaran pengharapan sinta-sinta yaitu agar sejahtera anak dan boru. -Gorga gaja dompak; menggambarkan pengharapan margogo mandopang musu yaitu kekuatan melawan segala bathil. -Gorga silindu ni pahu; gambaran pengharapan hadumaon na so mansohot yaitu kesejahteraan terus menerus. -Gorga manuk; gambaran pengharapan panungguli yaitu agar anak-anak dari kejauhan tetap ingat akan keluarga di bona pasogit. -Gorga hujur ;menggambarkan pengharapan hamonangan yaitu monang maralo musu, talu maralo dongan yang maksudnya agar semua penghuni menang terhadap segala kezaliman tetapi megalah untuk kebaikan. Dari:berbagai sumber.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H