Haus. Tenggorokannya terasa terbakar. Ia butuh minum. Namun bukan air yang ia inginkan.
Thyria butuh sesuatu yang panas dan manis. Sesuatu berwarna merah dan mengalir segar di dalam tubuh manusia. Sayangnya dia tidak mendapati benda itu di lemari ataupun tempat penyimpanan rahasianya di rumahnya. Semua itu kosong.
Biasanya ayah tidak pernah lupa absen untuk mengisi stoknya di rumah, khusus hanya untuk dirinya seorang. Tapi malam ini, waktu yang sangat tidak diharapkan, Thyria lapar, sudah begitu ayahnya sedang pergi ke luar kota sejak kemarin. Dia tidak mungkin meminta bantuan. Malah akan ditangkap dan dibunuh oleh mereka.
Thyria sudah berusaha mencari ke seluruh sudut rumah dan tetap tidak menemukan kantong plastik itu. Maka tidak ada pilihan lagi baginya ketika membuka jendela kamar lantai dua lalu naik dan melompat keluar. Thyria pergi mengikuti instingnya.
Pergi mencari makanan untuk mengenyangkan perut dan tentunya mengembalikan akal sehatnya nanti. Thyria harap aksi malam ini akan lolos selamat. Walau khawatir, tapi rasa lapar mengalahkan kekhawatirannya akan ketahuan. Dia pergi ke kota, melesat sangat lincah melewati semua seperti bayangan.
"Kue~ aku mencium aroma kue yang sangat manis!" Thyria berlari seperti orang kelaparan. Dan yah dia memang sedang kelaparan.
Dia masuk ke gang, meliuk lihai menyusuri belokan jalan sempit itu. Kemudian menemukan seseorang yang berjalan sendirian. Orang itu kelihatan sedang mabuk sambil membawa-bawa botol alkohol.
Tanpa segan lagi Thyria menyerangnya dari belakang. Perlawanan dari orang itu sedikit menimbulkan kegaduhan sampai tumpukan pipa di dekatnya berjatuhan. Namun, Thyria tidak melepaskannya, dan dia dengan cepat mengigit leher orang itu dengan kuat. Menyedot darahnya dengan rakus.
Suara barusan terdengar sampai ke luar gang lalu menarik perhatian polisi yang sedang berpatroli di area sekitar. Tidak hanya satu polisi, ditemani dua rekannya, mereka berbondong-bondong masuk ke jalan gang.
"Siapa di sana!" seru polisi itu. Gelapnya gang itu membuat pandangan mereka hanya dapat melihat bayangan yang bergerak.
Thyria belum puas meminum darah orang ini ketika kedatangan mereka memaksanya untuk kabur. Lantas dia melepaskan mangsanya kemudian berlari secepat kilat di dalam kegelapan. Polisi mengejarnya sesaat sebelum mereka kehilangan jejaknya yang kabur begitu cepat.