Lihat ke Halaman Asli

Rindyani Fadila

Mahasiswi dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta

Terus Berdiri walau Pandemi Menerjang

Diperbarui: 1 Juni 2021   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Semenjak pandemi Covid-19 yang menerjang Indonesia pada tahun 2020 lalu, hingga saat ini kondisi pun masih memprihatinkan. Apalagi, di daerah pariwisata seperti Bali yang mengandalkan penghasilannya lewat pariwisata. Namun apalah daya jika border saja masih ditutup. Kita akan berbicara lebih dalam mengenai Bali, lebih tepatnya restoran/cafe di Bali yang masih berusaha bertahan dan tidak menutup gerainya walaupun sepi karena pandemi Covid-19. 

Seperti yang kita ketahui, biasanya di daerah Kuta dan Seminyak merupakan daerah yang sangat padat oleh turis, restoran, cafe, beach club dan tempat makan lainnya biasanya dipenuhi oleh turis-turis dan jalanan pun macet. 

Namun saat ini, jika bermain ke daerah-daerah tersebut, akan berbeda sangat jauh dari sebelum Covid-19 melanda Bali. Banyaknya restoran atau cafe yang tutup dan tempatnya di kontrakkan atau bahkan dijual, jalanan yang tidak lagi ramai dan sangat mulus tanpa macet, atau restoran yang masih buka namun sepi. 

Sungguh, sebagai orang yang juga tertarik dalam industri Food & Beverage hal ini saya lihat sangat memprihatinkan untuk para pengusaha, juga para karyawannya. Dampaknya sangatlah besar, tidak hanya restoran yang sepi pengunjung, namun tentunya karyawan-karyawan yang terpaksa diberhentikan, juga pengusaha yang bangkrut karena tempat usahanya tidak lagi membuahkan untung seperti biasanya. 

Lalu, sebenarnya hal apa saja yang bisa dilakukan oleh restoran-restoran di Bali yang masih ingin mencoba untuk bertahan di pandemi Covid-19 ini? Sebenarnya hal ini terlihat mudah saat dijelaskan atau dipahami, namun tidak semudah saat proses eksekusinya. Restoran dan cafe yang sepi pengunjung tentunya menginginkan tempat usaha mereka lebih ramai sehingga bisa mendapatkan keuntungan. Yang dapat dilakukan, pertama yaitu mengenali target marketnya yang sudah berubah. 

Bisa dikatakan sekarang target market dari restoran-restoran merupakan turis domestik, maka dengan mengetahui target market dan juga karakteristik mereka, restoran-restoran dapat membuat promosi-promosi yang menggiurkan para turis domestik ini. Selain meluncurkan promo, pemilik restoran juga dapat mempromosikan restoran mereka melalui postingan di social media di spot-spot restorannya yang "Instagrammable" . Hal ini dapat menarik perhatian turis domestik yang suka berswafoto untuk mengunjungi restoran tersebut. 

Atau bahkan, bisa dengan meminta bantuan dari Influencer lokal untuk me-review makanan juga tempat dari restoran tersebut. Lain dari 3 hal tadi, yaitu dengan meningkatkan mutu servis yang diberikan oleh para karyawan terhadap tamu sehingga terciptanya kepuasan terhadap tamu itu yang dapat memicu mereka untuk datang kembali ke restoran tersebut atau bahkan memberikan review bagus di platform untuk mereview tempat secara online. Tentunya review bagus dari seorang tamu sangat diinginkan bukan?

Hal-hal diatas sebenarnya yang dapat dilakukan guna mempertahankan usaha yang telah dijalankan walaupun terkena dampak dari pandemi Covid-19 tersebut. Selain dari itu, mari kita doakan agar pandemi Covid-19 cepat berlalu dan Indonesia kembali seperti biasanya atau bahkan lebih baik dari biasanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline