Abu Bakar ash-Shiddiq, termasuk diantara orang yang paling awal memeluk Islam. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar menjadi khalifah Islam yang pertama pada tahun 632 hingga tahun 634 M. Lahir dengan nama Abdullah bin Abi Quhafah, ia adalah satu diantara empat khalifah yang diberi gelar Khulafaur Rasyidin atau Khalifah yang diberi petunjuk. Nama lengkapnya adalah 'Abd Allah bin 'Utsman bin Amir bi Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim Bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr al-Quraishi at-Tamimi. Bertemu dengan nasabnya dengan Nabi SAW pada Kakeknya Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai. Dan ibu dari Abu Bakr adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad Bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabhilah Bani Taim.
Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad. Nama yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah atau hamba Ka'bah yang kemudian diubah oleh Muhammad menjadi Abdullah artinya hamba Allah. Muhammad memberinya gelar Ash-Shiddiq artinya yang berkata benar. Setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan oleh Muhammad kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan dengan nama Abu Bakr ash-Shiddiq. Sejak kecil Abu Bakr hidup seperti layaknya anak-anak lainnya di Kota Mekkah. Tatkala usianya menginjak masa dewasa, dia berdagang sebagai penjual kain. Sebagai seorang pedagang kain, Abu Bakar sangat berhasil dalam usahanya. Pada awal mudanya ia menikah dengan Kutailah binti Abdu Uza. Perkawinan ini membuahkan keturunan Abdullah dan Asma.
Dan perkawinannya dengan Ummu Ruman binti Uwaimir, Abu Bakar memperoleh dua orang anak yaitu Abdurrahman dan Aisyah. Ketika berada di Madinah, Abu Bakar dengan Habibah binti Kharijah serta Asma binti Umais. Dari istrinya yang terakhir ini, Abu Bakar dikaruniai seorang anak, yaitu Muhammad. Ketika Nabi mengajak Abu Bakr untuk memeluk Islam, ia langsung menerima ajakan tersebut tanpa berpikir panjang dan ragu. Hatinya tidak pernah ragu untuk menerima seruan Nabi. Sejak saat itu hubungan diantara kedua sangat berjalan erat. Abu Bakar sering menemani Nabi berpergian, ketika masuk Islam juga sering kali mendampingi Rasulullah disaat penting atau jika berhalangan, Rasulullah mempercayainya sebagai pengganti untuk menangani tugas-tugas ke agamaan dan atau mengurusi persoalan-persoalan aktual di Madinah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H