Banyak sampah yang terbengkalai di sekitar kita. Saluran air yang penuh dengan sampah. Bahkan tempat pembuangan akhir sampai menggunung. Menurut kementerian lingkungan hidup dan kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa pada tahun 2020 Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah yang terhitung.
Sampah tersebut bersumber dari 37,3% sampah rumah tangga, 16,4% dari pasar tradisional, 15,9% dari kawasan komersil dan 14,6% sampah berasal dari sumber lain.
Dari data KLHK tersebut dapat dilihat bahwa sumbangsi sampah terbesar adalah dari limbah rumah tangga, ditambah dengan kebiasaan kita di era pandemi ini yang sering menggunakan kemasan-kemasan sekali pakai. Tak bisa dipungkiri jumlah produksi sampah meningkat. Karena pada dasarnya saat kita belanja online, itu menambah jumlah sampah plastik contohnya bubble wrap masih ditambah lagi plastik pembungkusnya.
Adanya banyak sampah disekitar kita tentu membuat kita tidak nyaman, selain menimbulkan bau yang tidak sedap juga dapat menjadikan sarang penyakit. Tidak hanya itu, sampah juga dapat menyebabkan bencana alam seperti banjir. Selain itu saat kita membuang sampah di sungai juga akan mencemari air. Mengurangi jumlah air bersih. Hal tersebut juga menjadikan banyak hewan laut dan komoditas air terganggu dan terancam punah.
Meningkatnya jumlah sampah tersebut juga dikarenakan pengelolaan sampah yang kurang baik bahkan TPA terkesan menjadi gunung sampah yang siap meledak. Dan pemerintah terasa kurang berperan langsung dalam lapangan dengan melakukan sosialisasi maupun inovasi yang dibuat untuk menanggulangi masalah sampah ini.
Tempat pembuangan ahir (TPA) yang menggunung terjadi karna 2 hal, yaitu :
1. Lambatnya pemrosesan atau pengolahan sampah
2. Banyak dan cepatnya sampah yang datang.
Lambatnya pemrosesan mungkin bisa diatasi dengan memperjelas mau diapakan sampah-sampah tersebut. Akan lebih mudah kalau sudah langsung dibedakan dan tidak di tumpuk bersamaan. Misalnya sampah organik diangkut oleh mobil di hari senin. Kemudian hari yang berbeda digunakan untuk mengangkut sampah plastik.
Tempat pengumpulannya juga harus dibedakan, sehingga nantinya bakal lebih mudah untuk melanjutkan mau diapakan sampah sampah tersebut.
Hal ini akan memudahkan dalam mengatasi permasalahan nomer 1. Untuk mengatasi permasalahan nomer 2 bisa dengan sosialisasi tentang kepekaan terhadap sampah, memilih dan menempatkan sampah sebagaimana mestinya, bukan hanya membuangnya tanpa memikirkannya.