Lihat ke Halaman Asli

Ketika Sukses Memanggil Kita

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik. Dan seseorang yang memiliki pikiran baik mendapatkan kenikmatan dari hidup. –Bediuzzaman Said Nursi

Tidak ada yang lebih indah selain menikmati keberkahan dari hidup ini. Melihat kehidupan melalui kacamata orang sukses yang telah terbebas dari segala kesempitan hidup menjadi impian setiap orang. Sayangnya sukses tidak menghampiri kita, ia hanya dapat digenggam oleh orang yang berusaha meraihnya. Sehingga hanya orang-orang terpilih yang memampukan dirinya dapat merasakan kemakmuran hidup.

The common things we do to achieve success. Demi mendapat pekerjaan, tiap orang rela menyebarkan puluhan lamaran ke berbagai instansi berharap untuk menerima panggilan wawancara. Ada yang tidak melakukan apa-apa selain menunggu, sedangkan yang lainnya terus mencoba melamar tanpa henti kemana-mana. Di lain pihak, jumlah ketersediaan lowongan kerja masih sangat terbatas. Jenis pekerjaan juga belum menyentuh lapisan dari paling atas sampai paling bawah dari rakyat sesuai dengan bidang masing-masing. Sehingga yang berpendidikan terlalu tinggi pergi keluar negeri dan yang berpendidikan terlalu rendah terkungkung sebagai buruh rendahan. “Sesungguhnya Alloh tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”  (QS. Ar-Ra’ad: 11). Melihat segala permasalahan yang membelit kemajuan dan kehidupan ekonomi di negeri ini, tak ada kata lain bagi para muslim selain bertindak menjadi pencipta lapangan pekerjaan!

Having vision, goals, and action plan is important due to leader open ways, not ask it. Tidak ada yang salah dengan pilihan menjadi pegawai, yang salah adalah bercita-cita menjadi pegawai selama-lamanya. Bolehlah menjadi pegawai untuk mendapat pengalaman kerja dan mencari modal usaha, tapi jika untuk mempertahankan posisi pegawai seterusnya tentu akan mendapat ketidakberpihakan kebahagiaan. Mengapa? gaji bulanan tidak cukup untuk menjadi muslim yang sejati: berqurban, aqiqoh, berhaji, berinfaq, berdakwah, berjihad. Kesemuanya itu mahal, perlu biaya yang jauh lebih besar dari sekedar harta warisan maupun gaji bulanan. Tentu sebagai muslim, kita ingin lebih baik secara ekonomi daripada hari kemarin. Kata Einstein, “Orang gila adalah mereka yang mengharapkan hasil berbeda padahal yang dikerjakan tetap sama”. Seorang muslim yang cinta pada Alloh dan Rasul-Nya pasti gerah kalau tidak berkontribusi dengan seluruh harta dan jiwanya. Jadi sudah mantab bertekat bulat menjadi entrepreneur khan?

A bunch worry appears represent our fear to fail, but one step is more remarkable than million steps inside our head. Mengawali langkah menjadi entrepreneur memang penuh kecemasan dan rintangan mulai dari sumber daya manusia, bahan, modal, waktu, tempat, dan sebagainya. Sebenarnya rintangan yang paling besar adalah mental pribadi dan kesungguhan dari dalam diri sendiri. Ada sesuatu yang sifatnya just do it, jalani saja begitu jatuh bangkit lagi. Justru kalau terlalu banyak teori dan pertimbangan malah takut duluan dan tidak jadi mulai melangkah. Man jadda wa jadda, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Begitu sudah berusaha, tinggal pasrah pada pemilik kekayaan. “Sungguh seandainya kalian bertawakkal pada Alloh dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi dengan perut lapar dan pulang sore dengan perut kenyang” (HR. Ahmad, Tirmidzi).

Asean tiger arise now, it’s the time to show off our high performance. Indonesia disebut sebagai tiger setelah meraih banyak prestasi hebat pada tahun 2011 lalu. Sederet prestasi seperti pertumbuhan ekonomi 6,5% tertinggi se-Asean, GDP yang lebih tinggi dari Belanda, hingga inflasi terendah se-Asia Pasifik. Saat ini kondisi perekonomian kita adalah yang terbaik semenjak Indonesia merdeka tahun 1945. Bahkan Bank Dunia menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari lima negara paling berpengaruh hingga tahun 2025 mendatang. Tinggal apakah kita sebagai muslim bertindak sebagai pelaku atau penonton yang melihat peluang besar ini.

When success called you, do your best to reach it. Panggilan untuk seluruh pengusaha lama, pengusaha baru, maupun calon pengusaha yang mengaku sebagai muslim untuk menciptakan impact lebih besar lagi bagi sesamanya. “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia (lainnya)” menjadi semangat kita untuk menjadi problem solver dari masalah sosial. Solusi bagi diri sendiri,karena pengusaha adalah pencipta kerja bagi dirinya sendiri.- Solusi bagi sesama,karena mampu menciptakan pekerjaan bagi orang lain.- Solusi bagi umat,karena inovasinya mengubah kekayaan alam dan sebagainya menjadi produk yang dibutuhkan umat di dunia.- Solusi bagi negara,karena pajak yang mereka sumbangkan dapat membiayai pemerintahan dan kelangsungan pembangunan. Solusi bagi agama, karena bisa berdakwah dengan menebarkan kemanfaatan dan kesejukan bagi dirinya, keluarganya, dan mukmin lainnya. Firman Alloh dalam hadist qudsi, “Aku serahkan segala kenikmatan surga kepadanya….seorang mukmin yang berusaha memenuhi keperluan sesamanya baik sampai berhasil ataupun tidak berhasil” (HR. Al Khatib dan Ibnu Asakir yang bersumber dari Ali RA). Firman itu benar-benar hiburan bagi yang gagal, sekaligus motivasi untuk terus berkreasi dan berusaha demi meraih sukses.

Adalah mengkhawatirkan bagi masa depan Indonesia bila gagal menciptakan entrepreneur. Tapi amat sangat mengkhawatirkan sekali bagi masa depan Islam bila gagal menciptakan para entrepreneur Islami di tengah para entrepreneur kapitalis dan sekuler. Yang tidak Islami bisa saja melarang karyawannya sholat dan berjilbab, tapi yang Islami akan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Islam. Harapan kita, entrepreneurIslami akan tumbuh subur di masa depan. Sehingga agama Islam lebih bersinar terang sebagai rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam. Lalu siapakah entrepreneurIslami yang akan berjuang itu? Jawabannya adalah aku, kamu, kalian, dan kita semua.

Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya.(QS 45:6). Maha benar Allah dengan segala firmanNya.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline