Surabaya, Juli 2024 -- Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG) mengadakan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Mojokerto dengan tema penerapan inovasi dan teknologi guna mendukung pencapaian SDGs Desa. Program ini berlangsung selama 12 hari dari tanggal 10 Juli hingga 21 Juli 2024 dan melibatkan 35 kelompok yang tersebar di berbagai desa di Kabupaten Mojokerto. Salah satu kelompok, Reguler 04, ditempatkan di Desa Dilem, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, dengan didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dia Puspitsari S. Sosio. Msm M. Si.
Desa Dilem, yang terletak di wilayah pegunungan dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Desa ini memiliki satu dusun dengan 3 RT dan 1 RW, serta jumlah penduduk sekitar 300 jiwa. Selain petani, sebagian warga Desa Dilem bekerja sebagai peternak, pedagang, dan wiraswasta.
Kelompok KKN Reguler 04 dari UNTAG, dengan salah satu anggotanya, Rindang Raharjo dari Prodi Administrasi Negara, melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada warga tentang pemanfaatan limbah batang atau gedebog pisang untuk vermikompos. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi limbah gedebog pisang yang tidak dimanfaatkan dan mengubahnya menjadi vermikompos yang berguna.
Gedebog pisang diketahui mengandung berbagai senyawa bioaktif yang memiliki potensi sebagai pestisida alami. Senyawa-senyawa ini dapat berfungsi sebagai agen pengendali hama tanpa memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Dengan demikian, pengolahan gedebog pisang menjadi pestisida organik dapat menjadi solusi inovatif untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
Di Desa Dilem, pemanfaatan gedebog pisang menjadi sorotan utama. Warga desa telah berhasil mengubahnya menjadi kompos organik berkualitas tinggi yang digunakan untuk meningkatkan hasil pertanian lokal. Dengan bimbingan dari petani berpengalaman, mereka memanfaatkan gedebog pisang yang terbuang untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Teknik ini telah mengurangi limbah organik di desa, meningkatkan kualitas tanah, dan memperkuat keberlanjutan pertanian komunitas.
Rindang Raharjo menyatakan, "Pemanfaatan gedebog pisang sebagai vermikompos tidak hanya mengurangi limbah organik tetapi juga memberikan solusi bagi petani dalam mengendalikan hama secara alami. Kami berharap inovasi ini dapat terus berkembang dan diterapkan di desa-desa lain untuk mendukung pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan."
Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat Desa Dilem dapat terus meningkatkan kualitas pertanian mereka dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H