Lihat ke Halaman Asli

Rindah Susiana

Ibu Pembelajar dan Pemerhati Anak

5S Karakter Spiritual Guru PAUD

Diperbarui: 10 April 2020   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak usia 0-6 tahun secara menyeluruh yang menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.

PAUD pendidikan non formal ini, menjadi sangat penting keberadaannya karena memiliki tujuan untuk membangun dan menciptakan generasi penerus yang berkwalitas di masa mendatang dan sebagai bentuk upaya optimalisasi potensi keemasan anak artinya mampu sebagai peletak dasar nilai-nilai karakter anak bangsa.

Rasa syukur saya sampai hari ini diberikan kesempatan menjadi guru PAUD dan rasa bangga yang tidak bisa diuraikan dengan kata-kata. Setiap ibu memiliki fitrah kelembutan, kesabaran, dan penuh kasih sayang, hal ini menjadi modal utama saya, karena ibulah yang mampu menjadi contoh atau panutan, ibu harus mampu menjadi guru, pelatih, model untuk anaknya. 

Tidak berhenti sampai disitu, ibu juga harus mampu menjadi penyeimbang hal negatif yang terjadi pada lingkungan. Namun tidak semudah membalikkan tangan, seorang guru PAUD disamping wajib memiliki 4 kompetensi dasar (profesional,  nilai sosial, akademik, personality) yang menonjol  menurut pengalaman dan riset saya sebagai pengelola PAUD, saya temukan 5S nilai karakter spiritual yang menonjol adalah sebagai berikut ;

1. Sabar

Menjadi guru itu sudah beridentik dengan seseorang yang penyabar, manakala seorang guru tidak penyabar bagaimana ia dapat melakukan proses sebagai peletak nilai karakter pada anak. 

Sedangkan meletakkan sebuah nilai itu harus komprehensif, dan harus melalui pembiasaan, step by step, benar-benar harus melalui sebuah proses. Tidak akan berhasil pendidikan karakter jika berorientasi pada hasil, dan melalui pendekatan observasi maka hal ini dibutuhkan sifat penyabar.

2. Semangat

Lawan dari semangat adalah malas, hallo adakah seorang guru yang malas ? Rasanya tidak ada ya. Mengingat kompetensi dasar, membuat perencanaan dan penilaian saja sangat menyita waktu, bagaimana ia sempat bermalas-malasan. Dan satu motto dari saya guru semangat akan menghasilkan anak yang hebat.

3. Sayang

Guru yang banyak membawa cinta, seperti yang sudah pernah saya tuliskan pada artikel pertama saya, jika guru banyak cinta maka guru akan mudah membagikan cintanya pada muridnya. Nah tak ada alasan lagi, bahwa guru penyayang siswa akan nyaman bersama guru di sekolah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline