Lihat ke Halaman Asli

Rina Wijayati

Guru bahasa Jawa SMKN 3 Salatiga

Penerapan Unggah-Ungguh Basa Jawa

Diperbarui: 1 Agustus 2023   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Dalam penerapan unggah ungguh basa, saat ini saya melihat banyak terjadi kemunduruan. Banyak anak-anak sekarang yang tidak mengenal unggah ungguh basa. Hal itu disebabkan karena faktor lingkungan. Masyarakat kurang menyakini bahwa Bahasa memiliki tingkat tutur yang baik. Hal ini berakibat hilang dan jarangnya tingkat tutur  yang diucapkan oleh Masyarakat Jawa. beberapa Berikut sedikit ulasan tentang unggah ungguh basa.

Unggah-Ungguh Basa Jawa yaitu aturan adat masyarakat Jawa perihal sopan santun, tatakrama, tatasusila menggunakan Bahasa Jawa. Pranowo ( 2016:440) memeaparkan bahwa tingkat tutur ataun unggah ungguh adalah tata cara, adat, tata krama, tata Susila menggunakan Bahasa Jawa.

Macam-macam Bahasa Jawa menurut aturan penggunaannya dapat dikelompokkan menjadi 5, yaitu:

A. Bahasa Jawa Ngoko

Bahasa Jawa Ngoko yaitu jenis bahasa jawa yang digunakan untuk berbicara dengan masyarakat umum/ masyarakat biasa.

Bahasa Jawa ngoko dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: ngoko lugu dan ngoko andhap.

1. Ngoko Lugu

Bahasa ngoko lugu fungsinya untuk berbicara atau dialog antara orang tua dengan anak, masyarakat umum pada umumnya atau seorang anak dengan temannya.

a. Orang tua dengan anak
Contoh:
Orang tua dengan anak
Bapak = Le, kapan anggonmu teka?(Ngoko lugu)

b. Sesama masyarakat biasa atau anak dengan temannya
Contoh:
A = Mas Agus, aku mbok ya kok warai  nulis nulis aksara Jawa.

B = ya, mrene tak warai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline