Lihat ke Halaman Asli

Rinawati Acan Nurali

Suka jalan, siap mendengarkan, suka. Suka-suka.

Taliabu, Misionaris dan Sosial Budayanya (Catatan Belanda tentang Taliabu)

Diperbarui: 21 September 2022   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pernikahan Perempuan Taliabu di Atas Kapal, diambil dari Majalah HET PENNINGSKE Belanda.

Diterjemahkan oleh: Rinawati Acan Nur Ali 

Sumber Het Penningske No. 10.

Oktober 1916. Perjalanan seorang penulis yang tidak disebutkan namanya, melakukan misi untuk mencatat kondisi sosial masyarakat yang ada di setiap kepulauan Maluku. 

Ia melakukan ekspedisi bersama misionaris/𝘡𝘦𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨 yang bertugas di kepulauan Maluku. Salah satunya adalah kepulauan Sula. Dalam catatannya, ia menyebutkan bahwa masyarakat kepulauan Sula menganut keyakinan lokal atau disebutnya dengan kepercayaan paganisme. Sehingga mereka di utus oleh jenderal angkatan laut, untuk memperkenalkan ajaran agama Kristen dengan cara yang damai.

Setelah melakukan perjalanan di Sanana. Mereka memutuskan untuk meninggalkan Van Linschoten seorang pedagang dan Missionaris Belanda dan berencana melanjutkan perjalanan menuju Taliabu. 

Mereka melabuhkan jangkar di teluk Sanana (salah satu pulau Sulu yang lebih kecil). Pada 29 Februari sehari setelah kedatangannya di teluk Sanana, mereka menemukan sampan bersayap kokoh yang besar. Dengan lima orang masyarakat Alfuren/alfuru sebagai pendayung dan penunjuk jalan menuju pulau Taliabu. 

Namun dalam perjalanan, mereka mendapatkan angin Sakal yang mana angin yang bertiup dari arah haluan kapal (berlawanan dengan arah kapal) sehingga mengakibatkan kapal tidak bisa maju, dan terombang-ambing di tengah laut. Tanggal 6 maret, mereka tiba di Sofang, kotamadya utama Taliabu di kediaman guru Meijer. Pemimpin dari pekerjaan misionaris yang ada di Taliabu.

Desa Sofang memiliki lingkungan dengan kondisi sosial masyarakat yang lebih baik dari tahun sebelum kedatangan Guru Meijer. Sekolah dan kotamadya, yang lebih unggul dari desa lainnya. Karena pengaruh dan kepemimpinan guru Meijer, sehingga masyarakat desa Sofang bisa maju dari sebelumnya. Kebaikan, dan pengabdiannya untuk mengubah tatanan masyarakat Taliabu desa Sofang. 

Walaupun hanya sebagai seorang misionaris Taliabu. Semua masyarakat memanggil dengan sebutan 'guru haja' yang agun dan guru utama. Keyakinan masyarakat bertambah pada kepercayaan mereka terhadap guru Meijer, karena guru Meijer juga melakukan pernikahan dan pentahbisan. 

Pentahbisan adalah rangkaian upacara dalam suatu masyarakat atau komunitas untuk meresmikan pengutusan bagi seseorang atau beberapa orang untuk menjalankan suatu tugas. Pentahbisan juga bisa berarti sebuah cara penerimaan seorang ke dalam suatu struktur masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline